Mengelola Ketergelinciran dari Kisah Nabi Adam
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Adegan yang menjadi pelajaran yang sangat besar dari kisah Nabi Adam di surat Al-Baqarah adalah saat Nabi Adam tergelincir yang menyebabkannya dikeluarkan dari surga. Allah memilih kosa kata "Azza" dalam menggambarkan suasana ini.
Menurut Ar-Razi, makna dari "Azza" adalah suasana yang sangat mengguncangkan. Maksudnya, hasutan untuk berbuat maksiat dan dorongan untuk melakukannya dengan segala bujukan serta untuk mengikuti syahwat.
Ketergelinciran sebuah pelajaran berharga. Apakah memiliki mental yang kokoh untuk bangkit? Apakah berputus asa dari rahmat Allah? Pelajaran yang sangat dikenang dan tersimpan kokoh dalam memori manusia adalah di saat tergelincir.
Terjatuh di awal perjalanan. Terjatuh di tengah perjalanan. Menjadi cambuk agar tidak jatuh di akhir perjalanan. Bukankah surga dalam kisah Nabi Adam merupakan medan penempaan sebelum di bumi? Bukan akhir perjalanannya?
Nabi Adam, kelak menjadi khalifah di bumi. Bukan saja harus benar dalam menikmati kesenangan tetapi juga benar dalam mengelola ketergelinciran. Ketergelinciran yang membuatnya naik kelas. Ketergelinciran yang membuatnya semakin dekat dan disayang Allah.
Ketergelinciran menumbuhkan kerendahan hati. Menghindarkan jiwa pada kesombongan dan keangkuhan. Menumbuhkan kebutuhan akan penolong dan pelindung. Menengadahkan tangan untuk bertaubat dan berdoa. Menumbuhkan introspeksi dan muhasabah diri. Ketergelinciran merupakan perlindungan dari Allah dari yang lebih buruk lagi agar tidak berkarakter seperti Iblis.
Bukankah ketergelinciran yang menyebabkan Nabi Adam diturunkan ke bumi? Bukankah ini awal pengangkatannya menjadi khalifah? Yang membuat malaikat bersujud dan Iblis dengki?
0 komentar: