Makna Khalifah di Kisah Nabi Adam Dijelaskan dalam Kisah Nabi Daud
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Kisah Nabi Adam seperti induk kisah bagi rentetan kisah nabi dan rasul berikutnya. Liku-liku kisah para nabi dan rasul lainnya menjelaskan kisah Nabi Adam dengan fragmen dan tokoh yang berbeda, namun bermuara pada adegan kisah Nabi Adam.
Kisah Nabi Adam dimulai pada surat Al-Baqarah ayat 30, "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi". Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui."
Siapakah sang khalifah itu? Apa saja yang Allah berikan kepada sang khalifah? Bagaimana karakternya? Apa saja yang harus dituntas kan? Allah menjelaskannya dengan kisah Nabi Daud pada surat Shaad ayat 17-26.
1. Bersabar dalam menjalani peran khalifah, diberi kekuatan, sangat taat kepada Allah
Bersabarlah atas apa yang mereka katakan; dan ingatlah akan hamba Kami Dawud yang mempunyai kekuatan; sungguh dia sangat taat (kepada Allah). (17)
2. Menundukkan yang di bumi, senantiasa bertasbih
Sungguh, Kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Dawud) pada waktu petang dan pagi, (18
3. Menundukkan yang di langit
dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing sangat taat (kepada Allah). (19)
4. Dikuatkan kerajaannya karena memerintahkan dengan hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan urusannya
Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan hikmah kepadanya serta kebijaksanaan dalam memutuskan perkara. (20)
5. Contoh praktis penyelesaian urusan
Dan apakah telah sampai kepadamu berita orang-orang yang berselisih ketika mereka memanjat dinding mihrab? (21)
6. Jangan zalim, berlaku adil, jangan menyimpang dari kebenaran, bimbingan pada jalan yang lurus
ketika mereka masuk menemui Dawud lalu dia terkejut karena (kedatangan) mereka. Mereka berkata, "Janganlah takut! (Kami) berdua sedang berselisih, sebagian dari kami berbuat zalim kepada yang lain; maka berilah keputusan di antara kami secara adil dan janganlah menyimpang dari kebenaran serta tunjukilah kami ke jalan yang lurus. (22)
7. Mendapatkan fakta nyata
Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja, lalu dia berkata, "Serahkanlah (kambingmu) itu kepadaku! Dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan." (23)
8. Cepat memperbaiki kebijakan dan bertaubat bila salah
Dia (Dawud) berkata, "Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya. Memang banyak di antara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka yang begitu." Dan Dawud menduga bahwa Kami mengujinya; maka dia memohon ampunan kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat. (24)
9. Allah mengampuni ijtihad yang salah dalam menyelesaikan urusan
Lalu Kami mengampuni (kesalahannya) itu. Dan sungguh, dia mempunyai kedudukan yang benar-benar dekat di sisi Kami dan tempat kembali yang baik. (25)
10. Peran khalifah, berlaku adil dan jangan mengikuti hawa nafsu, penyimpangan kekuasaan karena melupakan hari perhitungan
(Allah berfirman), "Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan." (26)
Al-Qur'an sangat detail menjelaskan peran khalifah dalam kisah Nabi Adam dengan memaparkan kisah Nabi Daud
0 komentar: