Hantu Gentayangan Kondisi Psikologis Manusia
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Di zaman apapun. Dimana pun. Siapa pun. Yang berharta maupun yang miskin. Yang berkuasa maupun rakyat jelata. Manusia diterpa beragam kondisi kejiwaan yang bisa menghancurkan diri dan kehidupannya, hari ini dan masa depannya.
Perhatian tentara penjajah Israel, dalam dukungan dana genosida terhingga 6,3 miliar dolar dari Amerika. Dukungan infrastruktur militer dan diplomasi dari ragam negara sekutunya. Tentaranya tetap mengalami tekanan kejiwaan yang parah hingga lebih baik bunuh diri dan melarikan diri dari rumahnya. Perhatikan psikologis rakyat di negara kaya. Bagaimana dengan rakyat Palestina yang dilaparkan, dihancurkan dan dipenjara?
Apa kondisi psikologis yang mengepung manusia? Merasakan kondisi yatim atau kesendirian, kebingungan dalam bertindak, bersikap dan mengambil keputusan, senantiasa merasakan kekurangan sebanyak apapun yang dimiliki. Itulah hantu menyeramkan yang bergentayangan di jiwa manusia.
Nabi Yusuf dan Yunus merasakan keyatiman. Sendiri di dalam sumur dan perut ikan paus. Nabi Adam merasakan kesendirian di hiruk pikuk dan limpahan kenikmatan surga. Nabi Muhammad berjuang sendirian karena wafatnya seluruh orang yang terdekat dan yang dicintainya. Nabi yang lainnya, dikucilkan oleh kerabat dan kaumnya.
Para Nabi dan Rasul dimusuhi oleh pembesar dan kaumnya sendiri. Bagaimana menghadapi kezaliman, kejahatan dan tipu daya mereka? Nabi Musa dan Harun kebingungan menghadapi permusuhan Firaun, Qarun dan Hamman. Nabi Yusuf kebingungan menghadapi persengkongkolan saudara-saudaranya dan oligarki Istana. Apa yang harus dilakukan? Bingung mengambil tindakan dan solusi.
Pembesar kaumnya, selalu melecehkan para Nabi dan Rasul yang memiliki sumber daya yang sedikit. Kafir Quraisy bertanya. "Mengapa yang dijadikan Nabi bukan orang terkaya dan berpengaruh di Mekah dan Thaif?" Dalam pandangan kaumnya, para Nabi dan pengikutnya yang paling miskin dan berkasta rendah.
Apa solusi kondisi psikologis tersebut? Lihatlah waktu duha. Kehidupan manusia itu seperti waktu duha. Dihadapannya matahari pagi yang terang dan sejuk. Di belakangnya, malam gelap yang meninggalkannya dan tak bisa mengejarnya. Bagaimana agar keyakinan ini muncul?
Yakinlah kepada Rahman dan Rahim-Nya Allah. Buka kembali perjalanan hidup para Nabi dan Rasul, juga mukminin yang bertakwa. Semuanya khusnul khatimah. Kesudahan yang baik bagi yang bertakwa.
0 komentar: