Dibalik Kehancuran Gaza
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Gaza memang hancur secara fisik, namun penjajah Israel mengalami krisis kepercayaan dan politik dari rakyat dan masyarakat dunia. Jadi, siapakah yang tingkat kehancurannya sangat parah? Siapakah yang bisa bangkit dengan sangat cepat?
Rakyat Palestina akan dikenal sejarah sebagai bangsa yang kuat dan tegar. Pemberani, hingga dapat menghancurkan kekuatan militer dengan infrastruktur dan pasukan terkuat yang didukung adi daya militer dunia. Penjajah Israel akan dikenal sebagai adi daya militer yang ditopang kekuatan militer terkuat di dunia, namun tidak sanggup menghadapi rakyat Palestina yang tidak memiliki pasukan dan hanya bermodalkan senjata rakitan saja. Siapakah yang sangat hancur?
Rakyat Palestina berlarian untuk menghindari serbuan roket dan rudal yang memuat puluhan ribu ton bom. Yang melebihi kehancuran perang dimana pun di abad modern ini. Sedangkan penjajah Israel berhamburan lari ke bungker persembunyian karena suara-suara keras sirine karena peringatan ini sebuah serangan. Mana, yang memiliki mental untuk bangkit lebih cepat?
Rakyat Palestina terluka parah, namun tak ada rumah sakit yang bisa mengobati. Karena infrastruktur kesehatan dan dokter telah dihancurkan dan dibunuh oleh penjajah Israel. Sedangkan rumah sakit penjajah Israel penuh sesak dengan tentara dan sipil yang mengalami gangguan mental dan kejiwaan. Siapakah yang lebih cepat disembuhkan dan pulih? Bila jiwanya rusak, bukankah fisiknya pun rusak?
Rakyat Palestina tetap mendiami puing-puing bangunan yang dihancurkan. Mereka tetap kembali ke rumahnya. Sedangkan kota-kota pemukim illegal penjajah Israel di daerah perbatasan konflik, sepi dan kosong seperti kota hantu. Mereka meminta fasilitas kompensasi kepada pemerintah penjajah Israel. Siapakah yang akan memiliki kemampuan membangun kembali dengan cepat?
Rakyat Palestina di tengah kepungan penjara dan blokade terus melawan walaupun harus mengalami kehancuran. Penjajah Israel dengan sokongan dan bantuan militer dan ekonomi tak terhingga dari dalam dan luar negri terus menjajah, namun secara perlahan mengalami kehancuran pula. Kelak, apakah penjajah Israel memiliki cara lain untuk bangkit? Dengan bantuan tak terhingga saja tetap hancur.
Tanah jajahan di Palestina tak lagi menjadi tempat teraman dan makmur. Padahal penjajah Israel dengan bantuan internasional mencoba membangunnya dengan kekuatan ekonomi dan militer. Apakah masyarakat Yahudi mau berjuang kembali? Padahal mereka datang bukan untuk berjuang, tetapi datang dengan jaminan keamanan militer dan makmur dengan kucuran bantuan internasional. Bukan, perjuangan darah dan air mata.
0 komentar: