Belajar Menghilangkan Kekhawatiran dari Para Malaikat
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Kisah Nabi Adam di surat Al-Baqarah di awali dengan kekhawatiran akan kehadiran khalifah di bumi yang dapat menimbulkan kerusakan dan pertumpahan darah. Ini diungkapkan oleh malaikat. Wajarkah sikap malaikat?
Malaikat hanya seorang hamba yang lemah. Kelemahan memang mendorong kekhawatiran. Sebab harus menghadapi yang belum pernah dialami. Belum tahu sumber daya yang tepat untuk menghadapi tantangan baru. Belum tahu solusinya. Itulah sikap dasar seorang hamba.
Allah menjawab kekhawatiran malaikat ini dengan firman-Nya, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Di fragmen berikutnya, Allah memperlihatkan alam semesta kepada malaikat dengan berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!" Malaikat menjawab, "Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana."
Setelah Nabi Adam memberitahukan nama-nama benda tersebut, Allah berfirman, "Bukankah telah Aku katakan kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?"
Kekhawatiran tak bisa dihilangkan dengan mengandalkan kepada selain Allah. Modalnya, Hanya bertawakal kepada Allah. Apakah perlu alasan, penjelasan argumentasi dari Allah? Tak perlu, cukuplah meyakini firman-Nya, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Malaikat tersadarkan, akhirnya mengucapkan, ""Mahasuci Engkau.... Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana." Inilah jihad diri saat muncul kekhawatiran. Yaitu, dengan bertasbih dan mengingatkan diri akan Asmaulhusna-Nya. Puncaknya, dengan bersujud. Fokus hanya mentaati-Nya. Jangan pedulikan lagi yang lainnya.
0 komentar: