Agar Penyimpangan Peran Sang Khalifah di Bumi yang Dikhawatirkan Malaikat Tidak Terjadi
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Kisah Nabi Adam, di surat Al-Baqarah, dimulai dengan fragmen kekhawatiran para malaikat akan penyimpangan peran sang khalifah di muka bumi. Yaitu, membuat kerusakan dan pertumpahan darah di muka bumi.
Kerusakan di muka bumi menggunakan kosa kata "fasada" yang berarti sesuatu melampaui batas kewajaran. Imam Al-Qurtubi menjelaskan bahwa "fasada" berarti keluar dari jalan yang lurus dan kembali untuk menentangnya.
Membuat kerusakan di muka bumi berarti, meledaknya peperangan dan berkembangnya sesuatu yang mengakibatkan merosotnya kehidupan dan dekandensi akhlak, tersiarnya kebodohan, tidak adanya pemikiran yang benar atau akal bodoh.
Siapakah yang sifat-sifat tergolong yang membuat kerusakan? Antara lain:
1. Orang-orang kafir, yakni yang sukar diharapkan keimanannya. Sebab, mereka telah mengunci hati, pendengaran dan penglihatan. Mereka tidak beriman kepada hari kemudian. Mereka memiliki penyakit hati.
2. Orang-orang yang berpaling dari kebenaran. Di antaranya, yang mendustakan kisah Nabi Isa.
3. Orang-orang Yahudi. Mereka menyematkan sifat-sifat Allah yang tidak pantas. Turunnya Al-Qur'an menyebabkan bertambahnya kedurhakaan dan kekafiran. Mereka menyebarkan permusuhan dan kebencian juga terhadap mereka sendiri, hingga menyalakan api peperangan.
Puncak dari semua kerusakan tersebut adalah menyebarnya pertumpahan darah.
Dalam kisah Nabi Adam di surat Al-Baqarah, setelah fragmen kekhawatiran malaikat, Allah memunculkan suasana dimana Adam sedang diajarkan Allah. Seolah hendak berkata bahwa kekhawatiran malaikat tidak akan terjadi bila manusia memegang teguh apa yang Allah ajarkan kepadanya.
0 komentar: