Saat Mukminin Dikepung Dalam Kobaran Api
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Ada dua kisah kaum mukminin di kepung oleh api dari segala arah. Kisah Nabi Ibrahim, dimana Namrudz memerintahkan pasukannya untuk mengumpulkan kayu bakar untuk membakarnya. Kisah Ashabul Ukhdud, dimana raja Yaman yang beragama Yahudi, memerintahkan pasukannya untuk memasukkan seluruh mukminin hingga tak tersisa, ke dalam parit yang telah dinyalakan api. Bagaimana kisah yang membakar dan yang dibakar?
Yang membakar Nabi Ibrahim, Namrudz, akhirnya tewas hanya dengan seekor nyamuk. Ada yang berkata, seekor nyamuk masuk ke hidungnya hingga ke otaknya. Sedangkan Allah menolong Nabi Ibrahim sehingga api yang membakarnya menjadi dingin dan menyelamatkannya.
Yang membakar mukminin dalam peristiwa Ashabul Ukhdud, kerajaannya runtuh oleh serangan tentara Habasyah. Sang raja, berlari ke laut untuk menyelamatkan diri hingga tenggelam. Sedangkan mukminin meraih mati syahid.
Dalam kisah Ashabul Ukhdud ada kisah yang menarik, saat seorang ibu yang menggendong bayinya. Sang ibu ragu. Apakah lebih baik menyelamatkan dirinya dengan memeluk agama Yahudi? Sang raja, senang atas keraguan tersebut, ternyata akan ada mukminin yang akan memeluk agamanya. Namun tiba-tiba sang bayi bisa berbicara. Mengingat sang ibu untuk memilih kesyahidan.
Allah menolong Mukminin dengan meneguhkan hati mereka pada keimanan. Mereka tetap beristiqamah dan tentram walaupun kobaran api akan menghanguskan tubuhnya. Bukankah syahid itu cita-cita tertinggi?
Kobaran api yang membakar dirinya telah membawanya kepada keridhaan Allah dan surga yang luas dan kenikmatannya tak terhingga. Tubuhnya terpanggang, namun jiwanya menikmati dan menyaksikan balasan Allah. Bukankah di akhirat kelak banyak yang iri dengan darah para syuhada?
Bukankah yang syahid tidak merasakan sakitnya sakratul maut? Sebab ruh dan jiwanya sudah disambut oleh kekasihnya Yang Rahman, Rahim dan Pengampun. Kobaran api dunia telah menyelamatkannya dari kobaran api neraka. Siapakah yang beruntung, yang membakar atau yang dibakar?
0 komentar: