Pergulatan Perlawanan Palestina
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Penjajah Israel memperlakukan rakyat Palestina seperti memperlakukannya pada awal tahun 1940-an. Peristiwa Nakba contoh nyatanya. Perjanjian Oslo juga tak pernah dipatuhinya. Padahal wajah dunia sudah sangat jauh berbeda.
Di 1940-an, penjajah Israel didukung oleh Amerika, Inggris dan Perancis. Mereka pemenang perang dunia ke-2. Tak ada yang bisa menandingi dan menghalangi pencaplokan penjajah Israel terhadap tanah Palestina. Karena para pemenang perang dunia ke-2 menginginkan penjajahan atas Palestina melalui tangan bangsa Yahudi.
Walaupun Mesir dan negara Arab dalam kukungan penjajah para pendukung Yahudi, namun sejarawan berdarah Yahudi melukiskan bahwa demonstrasi luar biasa dari masyarakat arab sangat luar biasa. Walaupun penjajah dan penguasa boneka penjajah negara-negara arab menghalanginya, rakyat Arab berbondong-bondong menjadi sukarelawan melawan Yahudi yang didukung pemenang perang dunia ke-2.
Di era 60-70an, negara arab telah merdeka. Namun cengkrama penjajah melalui penguasa bonekanya tetap kuat. Teknologi persenjataannya berasal dari negara yang mendukung penjajah Israel. Saat perang Arab-Israel, persenjataan negara Arab hanya rongsokan, sekenario pertempuran berada di tangan Inggris, menurut sejarawan Yahudi. Sangat wajar bila gabungan negara Arab dikalahkan hanya dalam waktu 6 hari.
Tahun 80-2000an, pergolakan pertempuran di Afghanistan dan Bosnia di Eropa, menjadi medan pelatihan jihad pemuda arab dan muslim lainnya. Yang dihadapi sekutu Eropa Timur dan Barat, Rusia, Amerika dan Inggris. Mereka pulang dengan kekalahan telak. Padahal yang dihadapi bangsa Eropa yang sahabat Amr bin Ash pun mengakui keuletan pertempuran mereka.
Sekarang, penjajah Israel masih memperlakukan Palestina dengan cara yang sama. Padahal, Amerika, Inggris dan Perancis tak sekuat dulu lagi. Infrastruktur militer dan dana bukan hanya mereka yang mendominasi. Latihan jihad di pertempuran nyata dan memenanngkannya di Eropa dan Asia Tengah melawan Amerika, Rusia dan sekutunya telah menjadi pengalaman berharga. Bagaimana dengan penjajah Israel?
Penjajah Israel hanya berkutat pada latihan perang semata dan pengembangan infrastruktur militer saja. Tak pernah merasakan pertempuran heroik dalam jangka panjang dengan keterbatasan persenjataan. Karakter penjajah Israel pun penakut dan sangat berbeda dengan bangsa Eropa. Sebenarnya, sangat wajar, bila pasukan penjajah Israel seperti anak kecil dalam sebuah pertempuran. Menjadi sasaran empuk perlawanan Palestina yang telah belajar dari ragam pertempuran sebelumnya.
0 komentar: