Mindset Berhawa Nafsu
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Hawa nafsu dihadirkan agar manusia senantiasa memohon petunjuk Allah. Agar, memahami batas atas dan bawah sehingga tidak melewati batas dalam segala hal. Yang melewati batas disebut sebagai kezaliman. Nikmati hawa nafsu agar sesuai dengan tujuan keberadaannya.
Hawa nafsu itu banyak yang dibolehkan daripada yang dilarang. Itulah mubah. Yang diharamkan dan makruh sangat sedikit dibandingkan yang dihalalkan. Bila melewati batas, barulah berdosa dan bermaksiat. Bila masih dalam batas, bisa menjadi ibadah dan berpahala. Namun, mengapa lebih banyak yang memilih melewati batas?
Hawa nafsu ditinggalkan, akan merusak. Mengikutinya hingga melewati batas, akan merusak pula. Jadi nikmati sesuai tuntunan-Nya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa mendefenisikan bagaimana mengelola hawa nafsu. Manusia tidak akan bisa merumuskan cara mengelola hawa nafsu. Akal tak bisa jernih dalam mengelola hawa nafsu. Cara yang benar hanya, mengikuti ajaran Islam. Berpasrah diri dan mentaatinya.
Hawa nafsu itu hanya dorongan-dorongan dari dalam. Diikuti atau tidak, tergantung keputusan manusia. Ada yang mengikutinya, hingga dijadikan Tuhan. Ada yang menolaknya, hingga keberadaanya seperti benda mati. Mengelola hawa nafsu hanya membutuhkan rambu-rambu saja.
Seperti di jalan toll. Kecepatan minimal 60 km per jam. Bila kurang, mengganggu perjalanan. Kecepatan maksimal 100 km per jam. Bila lebih, membahayakan diri dan orang lain.
Cara mudah mengelola hawa nafsu hanya dengan meyakini pertemuan dengan Allah. Yang paling nikmat itu hanya mengabdi kepada Allah. Sedangkan dorongan hawa nafsu hanya sekedar agar diri kokoh dalam mengabdi kepada Allah.
0 komentar: