Jihad Tak Mencintai Dunia
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Alhamdulillah, insya Allah hingga hari ini masih konsisten 60-70 persen penghasilan untuk zakat, sedekah dan waqaf. Semoga Allah terus menjaganya. Penyaluran sesuai prioritas yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Semoga ini menjadi saksi, ada seorang hamba-Nya yang ingin melepaskan diri kukungan dunia, walaupun belum bisa dan sering terjatuh.
Bagaimana dengan keturunannya? Umar bin Abdul Aziz, bisa menjadi contoh. Bagaimana seorang konglomerat menjadi melarat saat menjadi khalifah. Bagaimana warisan untuk putra-putrinya hanya senilai 1 dinar saja? Bukankah Allah yang melapangkan dan menyempitkan?
Tak perlu khawatir dengan beragam ketakutan yang dibisikan oleh syetan. Bukankah pekerjaan syetan hanya menakut-nakuti? Jangan takut dengan kekhawatiran hawa nafsu, penuhi kebutuhan yang mendasar, setelah itu akan bungkam.
Bentengi semua ketakutan dan kekhawatiran hawa nafsu dan syetan dengan berpuasa. Allah akan membentengi semua panah beracun tersebut. Tafakuri Asmaulhusna-Nya dari Al-Qur'an, semoga Allah menghalau semua tuhan palsu dari bilik hati.
Bukankah tugas hidup hanya menjadi abdi dan khalifah-Nya? Mengapa disibukkan dan dipalingkan dengan yang lain? Bukankah dunia hanya persinggahan? Bukankah akhirat adalah rumah yang sebenarnya?
Bukankah hidup ini hanya ujian cinta kepada-Nya? Mengapa masih menoleh dan melirik kepada selain-Nya? Berjalan dan berduaan bersama-Nya, itulah cinta seorang hamba-Nya.
Sangat malu bila menatap angkasa, semuanya bersujud dan bertasbih. Sangat malu terhadap makhluk-Nya di bumi, semuanya bersujud dan bertasbih. Sedangkan hamba-Nya bergelimang dengan kedurhakaan dan mencintai selain-Nya.
0 komentar: