500.000 Tentara Penjajah Israel, Cukupkah Untuk Menghadapi Pertempuran Gaza?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Penjajah Israel memiliki 500.000 tentara, baik reguler maupun cadangan. Belum lagi pemukim yahudi yang di persenjatai dan tentara bayaran dari sejumlah negara, contohnya tentara bayaran dari Amerika terbunuh dalam jebakan perlawanan Palestina.
Rakyat Palestina tidak sedang menghadapi penjajah Israel saja, tetapi juga negara-negara yang mendukung penjajah Israel seperti Amerika dan Inggris yang terbukti terlibat dalam serangan pembebasan tawanan yang membunuh hampir 300 pengungsi Palestina di Gaza Tengah. Apakah banyaknya, tentara penjajah Israel dapat bertempur optimal?
Penjajah Israel sedang mereview anggaran militernya, karena defisit anggaran tahun ini bisa menyentuh 7 %. Saat ini, anggaran militernya seperti menyerahkan "check kosong" tanpa ada yang membatasi jumlahnya dan untuk apa digunakan. Untuk menutupinya, Amerika selalu memberikan bantuan tanpa syarat untuk penjajah Israel baik berupa dana, maupun infrastruktur militer.
Saat defisit anggaran terjadi, perekonomian pun tertekan, karena fokus tenaga kerja untuk berperang bukan menggerakkan sektor industri dan jasa. Akhirnya, mereka mengimport tenaga kerja dari India. Daerah di sepanjang perbatasan Gaza pun, mereka menghentikan aktivitasnya. Begitu pun di daerah utara yang setiap hari diserang oleh perlawanan Lebanon, Irak dan Suriah. Aktivitas perekonomian terhenti.
Tentang dana pembiayaan 500.000 tentara bisa jadi bukan persoalan, sebab Amerika, Inggris dan sekutunya bisa memback up, namum bagaimana dengan daya tempurnya? Diperkirakan 20-30 ribu tentaranya cidera. Ribuan lainnya tewas.
Berapa banyak tentara penjajah Israel yang bertempur di Gaza dan daerah pendudukan di Utara? Berapa lama waktu mereka bertugas sekali bertempur? Berapa lama mereka beristirahat setelah bertempur? Perhitungan ini mempengaruhi cukupkah 500.000 tentara penjajah Israel dalam menghadapi semua front pertempuran?.
Dalam kalkulasi jumlah mungkin bisa terpenuhi, namun dalam kalkulasi mental bertempur bisa jadi tak mencukupi. Ada faktor ganguan psikologis sangat berat yang dialami mereka. Pertama, tekanan publik dan perpecahan internal.
Kedua, mulai banyak orang tua dan kerabat tentara penjajah Israel yang menolak putra-putri dan saudaranya untuk berperang dan kembali berperang. Bahkan, dari tentaranya sendiri banyak yang menolak berperang dan tidak mau bertugas kembali berperang. Mereka memilih untuk bunuh diri.
Dengan kondisi mental yang sangat berat dan parah ini, berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh para tentara penjajah Israel untuk mampu berperang dengan mental yang kokoh? Tentu menjadi sangat lama. Dengan kondisi ini, pergantian tugas semakin harus cepat, namun istirahat nya semakin lama. Untuk memutar pergantian tentara ini, apakah 500.000 tentara penjajah Israel cukup?
Media-media dan pengamat militer penjajah Israel banyak yang menyuarakan kekalahan dan kesalahan strategi perang mereka. Belum lagi demonstrasi yang mengutuk genosidanya. Maka, modal pemulihan bertempur sangat lemah sekali.
Dengan kondisi seperti ini, banyak pengamat militer yang mengatakan bahwa strategi perang penjajah Israel hanya "rongsokan", selalu terjatuh pada jebakan yang sama. Untuk menghilangkan keputusasaan mereka hanya bisa menghabisi anak dan perempuan di tempat pengungsian dan rumah sakit.
0 komentar: