Rakyat Palestina di Tepian Laut Merah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Firaun hendak melakukan pukulan terakhir terhadap Nabi Musa dan Harun di tepian laut Merah. Menjempit, mengepung, lalu totalitas menghancurkannya. Pengikut Nabi Musa mengatakan bahwa mereka akan terkejar. Tetapi, Nabi Musa meyakininya bahwa Firaun tak mungkin bisa mengejarnya, walapun tak tahu caranya.
Bagaimana cara Nabi Musa menghindari pasukan Firaun? Nabi Musa hanya mengikuti arahan Allah saja. Berjalan di malam hari, menuju laut Merah. Nabi Musa hanya mengikuti bimbingan dan pimpinan Allah saja. Allah tak menjelaskan apa yang dilakukan-Nya terhadap pasukan Firaun.
Di tepian pantai laut Merah, Nabi Musa tak tahu lagi apa yang dilakukannya. Pasukan Firaun semakin mendekat. Suara derap kaki-kaki kuda semakin menggemuruh. Debu-debu mengepul tinggi di angkasa. Teriakan pasukan Firaun seperti halilintar memekakkan telinga. Apa yang terjadi selanjutnya?
Allah menurunkan wahyu-Nya. Nabi Musa diperintahkan untuk memukulkan tongkatnya ke laut Merah? Hanya itukah? Apa kaitan hentakan tongkat dengan kepungan pasukan Firaun? Tak ada yang tahu. Hanya Allah yang Mahatahu.
Sebagai utusan Allah, tugasnya hanya mengikuti perintah Allah saja. Seperti dulu, saat dirinya yang harus mendatangi Firaun di istana, padahal saat itu Nabi Musa habis mengembala di negri Madyan. Nabi Musa hanya dibekali tongkat dan tangannya yang bisa bercahaya bila diusap ke pundaknya. Sekarang harus melakukannya lagi, hal yang tak dipahaminya.
Bangsa Palestina sedang menghadapi kondisi kritis. Penjajah Israel telah mengerahkan gempuran terakhirnya. Raffah sebagai tempat pengungsian terakhir dijepit dari semua arah. Amerika membantu penjajah Israel. Mesir yang berada di tepian Raffah hanya menonton saja. Bangsa Arab dan Muslimin hanya terpaku menontonnya. Barat secara tersembunyi mengakuinya. Apa yang harus dilakukannya?
Allah swt hanya membekali perintah jihad. Dengan jihad, Allah akan membukakan pintu-pintu-Nya. Shalat dan Sabar yang akan menurun pertolongan-Nya. Inilah tongkat Nabi Musa yang diberikan kepada bangsa Palestina. Yakinkah? Hanya butuh keimanan. Bukankah bila wafat pun akan ada generasi yang melanjutkan perjuangannya?
0 komentar: