Mengusahakan Sebab
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Saat kekayaan tak lagi menarik. Saat bisnis untuk bisnis tak lagi menyemangati. Saat kisah sukses tak lagi menginspirasi. Saat posisi jabatan yang tak lagi jadi magnet. Apa yang paling menarik?
Kekayaan hanya untuk menyumpal nafsu. Agar tak berisik dan menganggu. Agar dia tentram. Berbisnis hanya untuk memberdayakan sesuatu agar tidak sia-sia. Jabatan hanya untuk memberdayakan potensi diri dan menjaga amanah. Hanya sebatas itu saja.
Mengusahakan sebab, walaupun tidak tahu hasilnya. Sebab yang diridhai-Nya agar berubah menjadi ibadah. Bukan sekedar sebab menurut logika dan pengalaman manusia tetapi juga berdasarkan tuntunan dan pimpinan-Nya. Agar sebab menjadi ketaatan kepada-Nya.
Mengusahakan sebab, agar lelah dan peluh menjadi ampunan dari-Nya. Keringat dan letih untuk menunjukkan bahwa diri hanya seorang hamba yang tak berdaya kecuali atas pertolongan-Nya. Bukankah ada dosa yang hanya bisa dihapus dengan keletihan melakukan sebab?
Mengusahakan sebab, agar Ar-Rahma dan Ar-Rahim menurunkan rahmat-Nya. Membuka jalan yang tak terduga yang tak pernah diketahui manusia. Membuka yang tertutup menjadi terbuka, yang sulit menjadi mudah dengan ijin-Nya.
Kerja yang keras tak menjamin sebuah keberhasilan. Kerja yang cerdas tak menjamin hasil yang memuaskan. Kerja yang ikhlas belum tentu meraih apa yang diharapkan. Lakukan semuanya, hanya untuk menunjukkan bahwa itulah kewajiban seorang hamba.
Liku-liku hidup agar manusia tak disibukkan dengan kemaksiatan dan dosa. Keberhasilan dan kekayaan agar manusia tidak bosan dengan kepenatan. Semuanya untuk menjaga dan menghibur jiwa manusia. Semuanya rahmat-Nya.
0 komentar: