Membandingkan Perang di Era Rasulullah saw dan Perang Gaza
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Di perang Uhud pasukan Muslimin porak poranda. Banyak Sahabat mulia yang syahid seperti Hamzah bin Abdul Muthalib. Tersiar berita bahwa Rasulullah saw terbunuh. Musyrikin Quraisy berhasil menjepit Rasulullah saw dan para Sahabat di celah gunung Uhud. Apakah ini sebuah kekalahan?
Di perang Uhud, tak ada yang diperoleh oleh Musyrikin Quraisy. Tak mendapatkan harta rampasan perang. Tak bisa menawan satu pun Muslimin. Bahkan, Rasulullah saw memerintahkan para Sahabatnya untuk mengejar pasukan Musyrikin agar terus terdesak menuju Mekah.
Musyrikin Quraisy hanya bisa memporakporandakan pasukan Muslimin sesaat saja, tetapi tak bisa mencapai target pertempuran untuk membunuh Rasulullah saw. Begitupun di perang Khandak, hanya bisa mengepung Madinah saja, tetapi tak bisa menguasainya.
Gaza terkepung oleh penjajah Israel. Seluruh infrastruktur Gaza luluh lantah. Rakyat Palestina yang syahid 35.000 orang, belum yang luka-luka dam terkubur di bangunan. Berapa kerugiannya? Namun ahli militer justru mengatakan bahwa yang kalah itu penjajah Israel?
Seperti dalam perang Mu'tah, 3 panglima perang Muslimin syahid karena 250.000 Romawi berhadapan dengan 15.000 Muslimin. Siapakah yang kuat menahan gempuran pasukan terhebat Romawi saat itu? Namun walaupun Muslimin tak bisa mengalahkan Romawi, dapat menahan pasukan adi daya Romawi saat itu merupakan sebuah kemenangan.
Perang Uhud, Khandak dan Mu'tah memang tidak seperti perang Badar yang berhasil melumatkan Musyrikin Quraisy. Bahkan bisa dikatakan Muslimin agak terpojok, namun tidak dikalahkan. Situasinya ini melemahkan mental bertarung Musyrikin Quraisy, Yahudi, Munafikin dan seluruh kabilah Arab. Ini kemenangan secara diplomasi bagi Muslimin.
Begitupun bagi rakyat Palestina, kemampuannya menahan agresi penjajah Israel selama 7 bulan merupakan sebuah kemenangan nyata. Karena bisa menekan penjajah Israel di forum dan diplomasi Internasional. Masyarakat internasional pun berhasil menekan sekutu terdekatnya Amerika, Inggris dan Jerman untuk memikirkan ulang bantuan militer.
Banyak negara yang mendukung kemerdekaan Palestina, menjadi anggota penuh di PBB, memutuskan hubungan diplomasi, perdagangan dan pengiriman pasokan peralatan militer serta desakan internal agar PM penjajah Israel mengundurkan diri merupakan pukulan telak bagi penjajah Israel dan kemenangan bagi Palestina.
Penjajah Israel mengklaim bisa menguasai Gaza Utara dan Tengah hanya tinggal menguasai Gaza Selatan. Kenyataannya perlawanan rakyat Palestina masih kuat di Gaza Utara dan Tengah. Rakyat Palestina pun berduyun-duyun memasuki Gaza Utara dan Tengah. Jadi adakah kemenangan bagi penjajah Israel?
0 komentar: