Kemenangan Palestina Menurut Syeikh Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Syeikh Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi, ulama dunia kelahiran India, dalam sebuah ceramahnya pada Organisasi Konferensi Islam (OKI) mengatakan, "Solusi satu-satunya untuk permasalahan Palestina ialah memunculkan Shalahuddin di atas panggung permasalahan Palestina. Yaitu, datangkan Shalahuddin dalam panggung jihad Islam untuk kedua kalinya dengan mengobarkan kembali perang Hitthin atau seumpama Hitthin."
"Rahasia kemenangan Shalahuddin hanya, bahwa dia seorang Muslim, Mukmin, pengikut Muhammad yang tak kenal selain bahasa Al-Qur'an. Tak kenal selain bahasa iman. Tak kenal selain bahasa kelembutan. Muslimin selalu dan senantiasa begitu."
"Sesungguhnya Muslimin sampai saat ini, sekalipun materi merasuki dan pendidikan kontemporer telah menanamkan pengaruh kuat, Muslimin masih memegang bahasa Al-Qur'an. Muslimin di Timur dan Barat, sekalipun bahasanya beranekaragam, sekalipun kecerdasannya tinggi, sekalipun kejeniusannya menakjubkan, mereka tetap memegang bahasa Rasulullah saw."
"Muslimin meyakini Muhammad saw sebagai Nabi yang abadi. Sebagai pengangkat ilmu jihad yang suci. Sesungguhnya mereka tak paham selain bahasa Al-Qur'an. Maka, berbicaralah kepada Muslimin dengan bahasa Al-Qur'an."
"Jangan berbicara dengan bahasa politik, berikan kesan kelembutan, dan keyakinan akan jihad, dengan harapan mendapatkan mati syahid, Muslimin senantiasa memahami bahasa ini. Rahasia penguasaan Shalahuddin terhadap jiwa dan hati, karena dia paham rahasia ini."
"Muslimin tidak akan terdorong kecuali karena motif jihad. Berkumpul di bawah panji keimanan sebagai panglima, tokoh, beragam bangsa dan mampu menyatukan dunia Islam yang terkoyak, tercerai berai dan terpisah pisah. Bagaimana sanggup menyatukan dunia yang besar ini dengan keberagaman unsurnya, dengan keberagaman kebudayaannya, keberagaman madzhab fiqihnya? Bagaimana menyatukan dunia Islam di zaman yang gelap dan sulit ini di bawah panji Muhammad saw?"
"Hati-hati orang beriman yang lurus tak mengenal bahasa politik, tak mengenal formalitas etika, mereka hanya mengenal kelembutan, mereka hanya mengenal bahasa Al-Qur'an. Muslimin memiliki kekayaan yang tak dimiliki oleh Amerika, tak dimiliki Rusia, itulah kekayaan iman. Itulah kekayaan iman yang mengalir deras. Kekayaan ini sesungguhnya ada, tetapi butuh dibangkitkan, butuh digerakkan."
Sumber:
Prof Dr Ali Muhammad Shalabi, Shalahuddin Al-Ayubi, Pustaka Al-Kautsar
0 komentar: