Kelanggengan Bisnis Sang Mukmin
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Kisah dua pemilik kebun, diawali dengan kisah seorang yang kafir. Al-Qur'an menjelaskan, Allah yang memberikan 2 kebun anggur yang dikelilingi oleh pohon Kurma. Juga dijelaskan, Allah yang mengeluarkan mata air dari kebun tersebut. Apa yang terjadi?
Al-Qur'an menjelaskan pula, Allah yang memberikan ladang di antara ke dua kebun tersebut. Dari pemberian Allah ini, sang kafir berkata, "Kekayaanku lebih banyak dan pengikutku lebih banyak." Tak ada yang bisa melampaui apa yang telah diraihnya.
Tidak itu saja, sang kafir juga berkata, "Kebun-kebun ini tidak akan hancur." Sang kafir memasuki kebun dengan angkuh dan kesombongan. Bahkan dia menantang akan datangnya Hari Kiamat. Apa yang membedakan kisah kebun milik kafir dan mukmin?
Allah memberikan kebun yang rindang, panen yang berlimpah, sungai yang mengalir di antara kebun milik seorang mukmin, ada syaratnya. Yaitu, didahului dengan perintah istighfar. Didahului dengan karakter ketakwaan. Mengapa berbeda dengan sang kafir?
Sang kafir, cukup berikhtiar dan bekerja keras , Allah pun melimpahkan kekayaan. Namun mengapa bagi mukmin yang mau memiliki kekayaan harus ditambahkan dengan istighfar dan karakter takwa? Yang diinginkan Allah, seorang mukmin meraih kekayaan akhirat terlebih terlebih dahulu baru dunia.
Kekayaan akhirat harus dalam genggaman terlebih dahulu. Kekayaan akhirat harus menjadi motivasi utamanya terlebih dahulu. Setelah itu, Allah memudahkan urusan mukmin lebih mudah daripada yang diberikan kepada yang kafir.
Sang mukmin diselamatkan Allah di dunia dan akhirat. Kekayaan dunia untuk bekal kekayaan akhirat, bukan merusak akhiratnya. Agar tak ada kehancuran di dunia karena kesombongan dan keangkuhannya. Bisnisnya terus berkesinambungan, bukan yang tumbuh, mengagumkan lalu hancur. Bila sudah beristiqamah dalam beribadah, maka akan istiqomah pula kekayaan yang dianugerahkan Allah pada sang mukmin.
0 komentar: