Kejahiliahan Seperti Rengekkan Anak Kecil
Hidup di bawah naungan Al-Qur'an adalah sebuah nikmat. Nikmat yang tidak dimengerti kecuali oleh yang merasakannya. Nikmat yang mengangkat harkat usia manusia, menjadikannya diberkahi dan disucikan.
Segala puji milik Allah yang telah memberikan karunia dengan hidup di bawah naungan Al-Qur'an dalam rentang waktu, yang nikmatnya dirasakan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Dirasakan nikmat ini yang membuat usia bermakna, diberkahi dan suci bersih.
Menempuh hidup dengan mendengarkan Allah Yang Mahasuci berbicara pada diri dengan Al-Qur'an, padahal manusia hanya hamba yang kecil. Adakah penghormatan bagi manusia seperti penghormatan yang tinggi dan mulia seperti ini?
Adakah pemaknaan dan peningkatan harkat manusia seperti yang diberikan Al-Qur'an ini? Kedudukan manakah yang lebih mulia yang diberikan oleh Pencipta Yang Mahamulia kepada manusia?
Dengan hidup dibawah naungan Al-Qur'an. Dari tempat yang tinggi, terlihat kejahiliahan yang bergelombang di muka bumi, terlihat kepentingan para penghuninya yang kecil tak berarti.
Terlihat kekaguman orang-orang jahiliah terhadap apa yang mereka miliki bagaikan kanak-kanak. Pikiran, kepentingan dan perhatiannya bagaikan anak kecil. Permainan, pekerjaan dan tutur katanya seperti anak kecil.
Mengapakah manusia ini? Mereka terbenam di dalam lumpur lingkungan, tanpa bisa dan mau mendengar seruan yang luhur dan mulia, seruan yang mengangkat harkat kehidupan, menjadikannya diberkahi dan mensucikannya?
Sumber:
Sayid Qutb, Tafsir Fi Zilalil Qur'an Jilid 1, GIP
0 komentar: