Istidraj dan Kehancuran Dari Tepian Penjajah Israel
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Pengadilan Internasional telah memutuskan penangkapan terhadap Netanyahu dan Gallant. Walaupun keputusan ini tidak berpengaruh terhadap agresi di Gaza. Walaupun kelak tidak ada yang menangkap mereka, namun ini merupakan pukulan telak yang luar biasa.
Selama ini, semua media pemberitaan baik kantor berita ataupun opini di media sosial selalu membenarkan apapun yang dilakukan oleh penjajah Israel dengan dalih mempertahankan diri maupun perang terhadap gerakan antisemit. Sekarang, keputusan bahwa penjajah Israel adalah pelaku genosida sudah membuyarkan opini yang telah dibangun.
Negara-negara yang menjalin kerjasama dengan penjajah Israel bisa jadi harus menahan diri. Bagaimana bisa bekerjasama dengan pelaku genosida? Bagaimana pelanggar hak asasi manusia terburuk di muka bumi duduk bersanding dengan masyarakat internasional? Opini internasional yang akan memojokkannya.
Bagaimana dengan internal perpolitikan di penjajah Israel sendiri? Menambah deligitiimasi pemerintahan Netanyahu dan Kabinet Perangnya. Pada sisi lain, sesumbar menghancurkan Hamas dan penyelamatan sandera tidak juga tercapai. Bahkan, membawa penjajah Israel menjadi terkucil.
Beberapa negara sudah memutuskan hubungan diplomasinya. Beberapa universitas di Amerika dan Eropa sudah mulai memutuskan divestasi dan yang berkaitan dengan pendidikan dan riset yang berkaitan dengan perusahaan dan pusat penelitiannya.
Perlawanan di Irak, Suriah, dan Yaman seolah mendapatkan dukungan moral dan energi untuk semakin menekan penjajah Israel di daerah pendudukannya. Apa yang dilakukan seolah dibenarkan. Mengeluarkan penjajah Israel dari ajang internasional semakin mendapatkan dukungan.
Al-Qur'an menjelaskan proses kehancuran kezaliman. Yaitu, istidraj dan dilemahkan dari tepiannya. Merasa menang dengan menghancurkan Gaza padahal itulah yang menghancurkan dirinya. Merasa dirinya tetap kuat dengan dukung Amerika dan sekutunya. Padahal dunia internasional sudah mulai menghancurkannya. Itulah Maha Lembu-Nya Allah.
0 komentar: