Cara Mengelola Takdir Kehidupan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Air bermanfaat bila diminum atau untuk keperluan harian. Buah-buahan bermanfaat bila dimakan. Minyak bumi bermanfaat bila digunakan untuk menggerakkan mesin. Bila dibiarkan, semuanya menjadi sampah.
Rumput bermanfaat ditangan ahli pertamanan. Rumput kering bermanfaat bagi para peternak sapi untuk makanan sapi. Rumput bermanfaat di musim kemarau untuk menjaga kelembaban tanah. Bagi yang tak paham, semuanya hanya sampah.
Al-Qur'an bermanfaat bagi yang membaca, mentadaburi dan mengamalkannya. Syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji, bermanfaat bagi yang menunaikannya. Kemanfaatannya seperti yang meminum air, terasa kesegaran dan nutrisi untuk menjalani aktivitas keseharian.
Takdir Allah ada yang sangat jelas, seperti syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji. Bila benar mengamalkan takdir-Nya yang jelas. Maka, akan benar pula dalam menjalani takdir-Nya yang masih dirahasiakan-Nya.
Syahadat adalah pondasi. Shalat adalah tiang. Puasa adalah perisai. Zakat adalah penghapus kesalahan. Bila ditunaikan dengan benar, maka dalam menjalani takdir yang masih dirahasiakan-Nya akan mudah. Seperti mereka yang makan dan minum, tidak akan lemah dalam menjalani rutinitas hariannya.
Mengapa manusia diliputi kekhawatiran dalam menjalani takdir? Mengapa salah mengelola takdir kehidupan, sehingga takdir kesenangan pun menjadi terpuruk? Karena tidak benar dalam memahami dan menjalani takdir-Nya yang dirangkum dalam Rukun Islam.
Takdir kehidupan menjadi pembekalan, pembangun, energi kekuatan, pendidikan, dan penghindar keburukan bila manusia benar menjalani takdir-Nya yang sangat jelas, yaitu Rukun Islam. Benar mengelola kehidupan? Semuanya berakhir dengan kebaikan? Mulailah dengan benar dalam menjalani rukun Iman, Islam dan Ihsan.
0 komentar: