Cara Alami Menghadapi Kemarau
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Sejak berkebun jadi peduli dengan iklim bulanan. Waktu terasa amat singkat, tak terasa bersiap menghadapi kemarau lagi. Kemarau mulai di Juni, puncaknya di Juli-Agustus. Seperti itu prakiraan iklim menurut BMKG.
Iklim merupakan takdir-Nya. Hujan dan kemarau merupakan takdir-Nya. Dalam kisah Nabi Yusuf, setelah kemarau akan muncul masa pohon anggur berbuah lebat. Sebelum datang kemarau, Nabi Yusuf menyiapkan perbekalan.
Sudah setahun yang lalu memperbanyak tanaman pisang di sekitar tanaman utama. Beberapa pohon utama sudah berumur 2 hingga setahun. Ada beberapa yang baru ditanam untuk menggantikan pohon utama yang mati atau pertumbuhannya kurang baik.
Jadi, seharusnya di tahun ini lebih siap menghadapi kemarau. Sebab, pohon utama sudah besar, hanya sebagian kecil yang perlu perhatian. Di lahan yang baru dibuka pun, yang lebih dahulu ditanam adalah pohon pisang, jadi di musim kemarau, pohon pisang bisa jadi pelindung atau bila kekurangan air bisa dimanfaatkan untuk melembabkan tanah untuk pohon utama.
Cara lain menghadapi kemarau adalah membiarkan tanaman gulma hidup. Gulma membuat sinar matahari tidak langsung mengenai tanah jadi kelembaban tanah bisa lebih terjaga selama kemarau.
Gulma yang lebih tinggi dari rerumputan akan semakin baik dan banyak menjaring embun di musim kemarau. Saat fajar menyingsing, embun akan berjatuhan ke tanah sehingga membantu kelembaban tanah.
Akar pohon pisang yang banyak mengandung air akan menyejukkan suhu dalam tanah. Semoga di kemarau ini tidak terlalu ekstra keras dalam menghadapinya.
0 komentar: