Cakrawala Kehidupan
Hidup di bawah naungan Al-Qur'an berarti menikmati gambaran yang sempurna, lengkap, tinggi dan bersih bagi alam wujud ini, tentang tujuan alam wujud ini seluruhnya dan tujuan wujud manusia.
Bandingkan dengan konsepsi kejahiliahan tempat manusia hidup, "Bagaimana bisa hidup dalam kubangan yang busuk, dataran yang paling rendah dan kegelapan yang hitam pekat, sementara di sisi lain ada pengembalaan yang subur, pendakian yang tinggi dan cahaya yang cemerlang?"
Dengan hidup di bawah naungan Al-Qur'an, terasa simponi yang indah antara gerak kehidupan manusia yang dikehendaki Allah dan gerak alam semesta yang diciptakan-Nya.
Sedangkan kejahiliahan penyebab kejatuhan yang dialami manusia karena menyimpang dari sunnah kauniyah dan benturan antara ajaran yang rusak serta jahat yang telah lama bercokol di atasnya.
Dengan hidup di bawah naungan Al-Qur'an, terlihat alam wujud ini jauh lebih besar daripada kenyataan lahiriah yang terlihat ini. Lebih besar hakikatnya, lebih banyak sisinya.
Ia adalah alam gaib dan alam nyata. Ia adalah dunia dan akhirat. Pertumbuhan manusia terus berkembang di cabang-cabang dari ruang lingkup yang amat panjang ini.
Kematian bukanlah akhir dari perjalanan, tetapi sebuah tahapan perjalanan itu sendiri. Padahal, apa yang didapatkan manusia di muka bumi ini bukanlah bagiannya secara keseluruhan, melainkan hanya sejumput kecil saja dari bagiannya itu. Balasan yang terluput darinya di sini, tidak akan terluput di sana. Maka, tidak ada penganiayaan, tidak ada pengurangan dan tidak ada penyia-nyiaan.
Perjalanan yang ditempuhnya di bumi ini hanya sebuah perjalanan di alam kehidupan yang biasa berlaku. Sedang dunia yang jujur dan penyayang adalah yang punya ruh yang saling bertemu dan bertegur sapa, dan menuju kepada Pencipta Yang Maha Esa, yang kepada-Nyalah ruh orang mukmin dalam kekhusyuan.
"Hanya kepada Allahlah sujud segala apa yang di langit dan di bumi." Manakah gerangan kesenangan, kelapangan, dan ketenangan yang datang ke dalam hati seperti gambaran yang komplet, sempurna, lapang dan benar ini?
Sumber:
Sayid Qutb, Tafsir Fi Zilalil Qur'an Jilid 1, GIP
0 komentar: