Bersama Rombongan Mulia
Akidah bagi mukmin adalah tanah air, bangsa dan keluarganya. Oleh karena itu, semua manusia berhimpun padanya dan bertumpu atasnya. Bukan seperti binatang yang berhimpun pada rumput, tempat pengembalaan, pepohonan dan padang yang membentang.
Mukmin tidak bernasab kepada keturunan, tetapi bagian dari satu rombongan yang mulia. Rombongan yang terhormat itu adalah Nuh, Ibrahim, Ismail, Ishak, Yaqub, Yusuf, Musa, Isa dan Muhammad saw.
Rombongan yang mulia ini, yang terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman sejak dulu, dengan terus menghadapi-sebagaimana tampak dalam goresan Al-Qur'an-berbagai macam-macam perjalanan yang memang sudah ditakdirkan untuk harus dilalui.
Yang dihadapi berbagai macam sikap manusia yang mirip-mirip, bahaya yang mirip-mirip, dan pengalaman yang mirip-mirip, di sepanjang perjalanan zaman dan masa, perubahan tempat dan berbilangnya golongan manusia.
Mereka juga menghadapi kesesatan, kebutaan, penyimpangan, hawa nafsu, kesewenangan, kezaliman, teror dan ancaman. Akan tetapi, mereka terus berjalan di jalannya dengan langkah yang mantap, hati yang tenang, percaya kepada pertolongan Allah, menggantungkan harapan kepada-Nya dan selalu menantikan realisasi janji Allah yang benar dan pasti pada setiap langkahnya.
Sikap manusia yang mereka hadapi adalah sama, pengalamannya sama, ancamannya sama, keyakinannya sama, dan yang dijanjikan untuk mereka pun sama, yaitu yang dijanjikan kepada rombongan yang terhormat ini.
Dan, akibat yang mereka nantikan juga sama, yaitu akibat yang dinantikan oleh orang-orang mukmin di ujung perjalanan mereka, sedang mereka menghadapi kesewenangan, teror dan ancaman.
Sumber:
Sayid Qutb, Tafsir Fi Zilalil Qur'an Jilid 1, GIP
0 komentar: