Yang Tak Henti Mengeluarkan Kekayaannya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Rasulullah saw memerintahkan menanam bukan menikmati buah atau panen. Saat bercerita tentang buah, Rasulullah saw justru bersabda bahwa yang dicuri adalah sedekah. Yang dimakan makhluk lain adalah sedekah. Hidup itu soal karya, bukan tentang hasil.
Saat hiruk pikuk menggema, Rasulullah saw memerintahkan untuk tidak mengikuti arus kebisingan, tetapi memerintahkan mengolah tanah dan menanam. Sibukkan dengan karya bukan berkoar-koar dan perselisihan.
Sumber daya yang terus tanpa henti memberikan kehidupan pada makhluk di muka bumi adalah tanah. Mengolah tanah berarti awal menjaga kesinambungan generasi dan seluruh makhluk-Nya. Menanam berarti membangun optimisme dan harapan.
Bukankah misi para penjelajah adalah mendapatkan tanah baru? Bukankah pertempuran paling sengit di muka bumi tentang perebutan tanah? Bukankah dari tanah seluruh pundi-pundi kekayaan berasal? Anehnya, mengapa justru merasa terhina dengan mengolah tanah?
Tanah bisa mengeluarkan perbendaharaannya hanya dengan menggali dan menanamnya. Tanah hanya bisa mengeluarkan keberkahannya hanya dengan bertakwa. Bila mengolah tanah dan menanamnya disemangati oleh takwa, maka bumi ini menjadi surga.
Mengolah tanah itu sangat mudah, hanya dengan menggemburkannya. Menanam itu sangat mudah, hanya dengan memasukan biji-bijian ke tanah yang gembur. Setelah itu, Allah yang menjaga dan memeliharanya. Setelah itu, tugas alam semesta yang untuk membesarkannya.
Tanah merupakan harta karun yang tak pernah berhenti mengeluarkan kekayaannya. Caranya amat mudah hanya dengan menggemburkan dan memasukkan biji-bijian ke dalamnya. Dengan cara ini kehidupan di muka bumi terus berkelanjutan.
0 komentar: