Tak Pernah Mendoakan Keburukan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Jangan pernah membalas karena sakit hati. Jangan pernah membalas dendam. Jangan pernah keburukan dibalas keburukan. Membalas akan sesuatu adalah urusan Allah. Biarkan Allah yang membalas sesuai kehendak-Nya. Bukankah tugas manusia hanya menjadi hamba-Nya?
Apakah para Nabi dan Rasul pernah membalaskan sakit hatinya? Pernah membalas keburukan kaumnya? Nabi Nuh dan Hud hanya berdoa, "Ya Allah, tolonglah kami karena mereka telah mendustakan." Setelah itu biarkan Allah yang berkehendak.
Tetap bersama kaumnya, apa pun kedurhakaan kaumnya. Tetap berbuat baik dan menyadarkan kaumnya apa pun keburukan kaumnya. Tugas dakwah harus digengam erat apa pun tantangannya. Kisah Nabi Yunus menjadi pelajaran jangan pernah meninggalkan tugas yang diemban.
Nabi Yunus meninggalkan kaumnya saja dihukum oleh Allah dengan dimakan ikan paus, bagaimana bila membalas sakit hati pada kaumnya? Bagaimana bila memohonkan keburukan? Rasulullah saw melarang mendoakan keburukan bagi orang lain. Mengapa?
Jangan pernah membantu syetan dengan doa untuk keburukan orang lain. Sebab dalam kehidupan sudah ada rumus bakunya. Akhir kesudahan yang kafir, munafik, sesat, zalim dan durhaka sudah ada hukumnya. Mengapa harus mendoakan keburukan bagi mereka?
Mengapa kaum Nuh dan Hud diazab Allah? Bukan para Nabi dan Rasul yang meminta, tetapi kaumnya sendiri yang meminta. Kaumnya meminta azab disegerakan saat itu juga untuk mengejek para Nabi dan Rasul. Untuk memojokkan para Nabi dan Rasul bahwa ajarannya dusta.
Sedangkan para Nabi dan Rasul mengatakan pada kaumnya bahwa tugasnya hanya berdakwah sedangkan tentang mengazab atau memberikan nikmat, semuanya urusan Allah. Bukankah tidak mengikuti kebenaran itu sebenarnya sudah kehancuran? Bukan tidak mengikuti firman Allah swt dan Sunnah Rasulullah saw sebenarnya sudah azab?
0 komentar: