Melembutkan Hati Seperti Mengolah Tanah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Mendidik jiwa seperti mengolah tanah. Cukup digemburkan agar air hujan dan sinar matahari merembes dan merambat maksimal ke dalam tanah. Atau, menanam beragam pohon yang akarnya kecil-kecil, agar tanah gembur alamiah tanpa harus kerja keras mengayunkan pacul dan garpu tanah.
Tanah yang buruk adalah tanah yang membuang seluruh air hujan dari langit. Air hujan yang merupakan rahmat-Nya, justru membawa tanah humus yang ada di atasnya. Tanah yang baik, yang bisa menahan dan menyimpan air hujan. Bila berkelebihan disimpan atau disalurkan ke tempat yang benar.
Karakter hati seperti karakter tanah. Hati yang keras tak bisa membuahkan kebaikan apa pun, seperti tanah keras yang membuang air hujan dan humus tanahnya tergerus. Tanah pun bisa berubah menjadi benda yang sangat keras. Jadi bagaimana melembutkan hati?
Hati bisa lembut dengan tempaan ujian yang berat, bertafakur, bertadabur, merasakan nikmat Allah, mengimani akhirat, surga dan nerakat. Ada yang melembutkan hati dengan dzikir dan berpuasa. Semua perintah Allah dan Sunnah Rasulullah saw pada akhirnya akan melembutkan hati.
Semakin banyak tanaman, walapun tidak dipacul dan digarpu, tanah akan terjaga kegemburannya. Karena akar tanaman yang akan menembus tanah-tanah yang keras. Bila sudah ditembus akar maka air hujan akan masuk untuk melunakkan tanah tersebut.
Tanaman tersebut adalah seluruh perintah Allah dan Sunnah Rasulullah saw. Merubah tanah yang tandus menjadi subur dan terus bertambah kesuburannya hanya dengan menanam. Di awal, mengolah tanah yang tandus sangat sulit dan berat, namun di saat ada satu tanaman yang hidup, maka semakin mudah mengolah tanahnya.
Cara pertama mengolah tanah yang tandus adalah dengan menjaga air hujan agar tidak terbuang. Menampung seluruh yang datangnya dari langit. Cara pertama mengelola hati ada dengan menampung semua hal yang berasal dari Allah swt dan Sunnah Rasulullah saw.
0 komentar: