Kisah Biji Tanaman
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Awalnya bumi ini tandus. Lalu, Allah menghidupkannya. Bagaimana caranya? Sangat mudah dan sederhana. Hanya menurunkan hujan. Apakah ada campur tangan manusia dalam turunnya hujan? Angin dan awan. Allah menghembuskan keduanya ke daerah yang dikehendaki-Nya, maka turunlah hujan.
Jadi apakah rezeki itu karya jerih payah manusia? Apakah kekayaan itu buah kepintaran dan ilmu manusia? Apakah solusi itu buah pemikiran yang mendalamnya manusia? Semuanya pemberian Allah. Manusia hanya mentaati Allah, bagaimana agar yang diinginkannya juga dikehendaki-Nya?
Darimana asal usul biji-bijian? Padahal sebelumnya alam semesta tidak ada? Dari biji-bijian ini manusia makan. Biji-bijian seperti rahim yang menjaga, melindungi, memelihara dan media penyiapan nutrisi bagi tunas-tunas yang tumbuh. Biji-bijian akan mengeluarkan tunas bila bersentuhan dengan tanah, air dan sinar matahari.
Bisakah manusia menciptakan biji-bijian yang baru? Adakah riset tanaman yang menghasilkan biji-bijian? Hanya tanaman yang bisa menghasilkan biji-bijian atas ijin Allah. Biji-bijian mampu hidup di semua medan kehidupan. Menunggu pertemuan dengan air, tanah dan sinar matahari.
Biji-bijian menyebar melalui angin, aliran air, hewan, dan sarana lainnya yang tak diketahui manusia. Menyebar ke tempat-tempat yang Allah kehendaki-Nya. Biji-bijian sangat berharga bagi manusia karena dari biji-bijian manusia hidup. Mengapa manusia lebih menghargai harta dan jabatan dibandingkan biji-bijian?
Satu biji tanaman, kelak bisa menghidupi seluruh manusia di muka bumi. Allah berjanji, dari satu pohon akan bercabang tujuh, dari tujuh cabang akan muncul sepuluh ranting, hingga tak terhingga jumlahnya. Setiap satu ranting berpeluang satu buah yang akan menghasilkan biji-bijian baru.
Akankah manusia kelaparan? Andai setiap manusia menanam satu pohon, maka tidak akan ada yang kelaparan di muka bumi ini. Karena satu biji-bijian akan menghasilkan jumlah yang tak terhingga. Sayang manusia mengalihkan perhatiannya pada harta yang bukan kebutuhan pokoknya.
0 komentar: