Berbenturan dengan Takdir-Nya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Ada cita-cita yang yang masih belum terealisasi. Yaitu, tidak berselera terhadap dunia. Bila akhirnya adalah kematian, maka obsesi terbesar bukankah terbebas dari hasrat dunia?
Diri ini masih banyak keinginan yang tak selaras dengan takdir-Nya. Keinginan selalu berargumentasi takdir-Nya. Keinginan merasa lebih baik dari kehendak-Nya. Inilah kerusakan diri yang parah.
Selama diri masih mempertanyakan takdir-Nya, yang ada hanya keresahan, ketidakpuasan, ketakutan, merasa gagal dan kesal terhadap diri, hingga taraf depresi dan stress. Semuanya akan terus mengepung, karena hawa nafsu selalu memberontak terhadap takdir-Nya.
Keinginan hanya memperlenakan dan memanjakan. Keinginan sering kali tanpa akal sehat. Keinginan terkadang tak sesuai dengan kebutuhan, kelak bisa menghancurkannya. Sedangkan takdir-Nya dipenuhi dengan ilmu dan rahmat-Nya.
Keinginan dan takdir-Nya sering kali dibenturkan. Agar tahu, apakah menjadi hamba ego diri atau hamba Allah? Agar diri bisa intropeksi tentang jati diri.
Saat terjadi benturan, apa yang ditanyakan? Mengapa diri belum menerima takdir-Nya? Atau mengapa takdir belum sesuai keinginannya?
Ujian terbesar ada di hati. Medan pertempuran terdahsyat ada di hati. Pertempuran di hati menjadi penentu kemenangan di medan kehidupan nyata.
0 komentar: