Tulisan, Penyambung Generasi
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Menulislah, sebab yang pertama kali diciptakan adalah pena. Bukankah perintah pertama yang difirmankan Allah adalah menulis seluruh takdir hukum kehidupan makhluk-Nya? Al-Qur'an ini terjaga. Sunnah Rasulullah saw terjaga karena Rasulullah saw menunjuk beberapa sekertaris pribadinya untuk menulis.
Keotentikan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw terjaga salah satu sebabnya karena sebuah goresan saja. Padahal goresan itu lemah. Warisan para Sahabat dan Ulama pun terjaga karena sebuah goresan pena. Tulisan menyambung lintas generasi dan zaman.
Al-Qur'an menyebar luas karena sebuah tulisan di mushaf. Utsman bin Affan mengirimkan beberapa mushaf ke beberapa kota. Karena sebuah goresan di mushaf, kaum muslimin bersatu kembali yang sebelumnya sempat terpecah tentang bacaan Al-Qur'an.
Dengan sebab tulisan, sebuah pemikiran mudah disandarkan pada pemikiran lainnya. Referensi dan literaturnya mudah dilacak. Bukankah kekuatan pemikiran dan ilmu salah satunya karena jelas sandarannya?
Deep thinking lebih mudah dengan menulis daripada berbicara. Banyak yang tergelincir karena lidah. Namun jarang yang tergelincir karena tulisan. Tulisan masih bisa diperbaiki dan dikoreksi. Tulisan masih bisa didiamkan sementara waktu, sambil menunggu pemikiran yang lebih luas, mudah dan mendalam.
Tulisan lebih kuat daripada berbicara. Bukti sejarah pun mendahulukan tulisan daripada cerita dari mulut ke mulut. Naskah-naskah Nusantara yang tersebar di museum di Eropa karena ulama kita gemar menulis bukan saja berbicara. Sejarah Islam terjaga di Nusantara karena tulisan, walapun para penjajah negri ingin menghapusnya.
Menulislah, semoga tulisan menjadi saksi jejak-jejak di kehidupan ini. Generasi sesudahnya menjadi paham akan jati diri para leluhurnya. Penularan pemikiran, semangat dan kiprah terus tersambung walaupun jasad sudah di liang lahat. Sambunglah kehidupan ini dengan menulis.
0 komentar: