Sosok Berserah Diri
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Cita-cita Nabi Ibrahim dan Ismail adalah ingin menjadi hamba yang berserah diri. Bila ingin sesuatu, hanya tinggal bermunajat. Bila mengalami kesulitan, ditolong dan dilindungi Allah. Bila pelik, diajarkan hikmah kebijaksanaan.
Allah pemilik alam semesta. Manusia tinggal meminta. Yang terjadi, mengikuti takdir Allah. Mengikuti keputusan dan kemauan-Nya. Manusia hanya tinggal menjalani syariat-Nya. Dan, mempelajari hukum-hukum takdir yang bisa dipahami oleh akal. Lalu berserah diri untuk mengikutinya.
Akal tak bisa menciptakan dan membuat sesuatu. Akal hanya bisa memahami sesuatu, lalu mengikutinya. Akal hanya bisa memahami syariat-Nya dan sunatullah, lalu mencontek dan mentaati-Nya.
Mengapa Nabi Daud dan Sulaiman diberi kekuasaan dan kekuasaan? Mengapa Zulkarnaen dianugerahkan kekuasaan? Kuncinya hanya berserah diri. Mengikuti syariat-Nya.
Umar bin Abdul Aziz melakukan reformasi Bani Ummayah seperti yang dilakukan oleh leluhurnya, Umar Bin Khatab. Kuncinya, konsisten dengan Al-Qur'an dan Sunah Rasulullah saw. Hanya itu saja. Salah satu ikhtiarnya, membukukan hadist-hadist Rasulullah saw oleh Imam Az Zuhri.
Yang berserah diri akan menjadi sosok yang paling berakal dan berilmu, karena mengikuti tata kelola takdir alam semesta. Yang berserah diri akan menjadi sosok yang paling berkuasa mengikuti kepemimpinan para Nabi dan Rasul. Yang berserah diri akan menjadi yang berharta, karena mengikuti tata kelola ekonomi sesuai kehendak Allah.
Ikhtiar itu bagian berserah diri. Manajemen dan leadership adalah bagian dari berserah diri. Karena kita mengikuti takdir-takdir keberhasilan dan kemenangan yang telah ditetapkan oleh Allah.
0 komentar: