Rahmat Allah Meliputi Segala Sesuatu
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Tidak diminta, tetapi Allah memberikan, itulah rahmat-Nya. Seperti Al-Qur'an, Rasulullah saw tidak pernah memintanya namun Allah menurunkannya. Islam tak pernah diminta manusia. Namun Allah menurunkannya kepada para Nabi dan Rasul. Itulah rahmat-Nya.
Perjalanan Nabi Yusuf adalah rahmat-Nya. Ditipu daya oleh saudaranya, para pedagang yang mengambilnya dari sumur dan para pembesar istana ke penjara. Semuanya adalah rahmat-Nya.
Perjalanan Nabi Yunus di kapal laut, yang membuatnya dimakan ikan paus adalah rahmat-Nya. Agar menuntaskan tugasnya, menjadi contoh bagi generasi sesudahnya dalam mengemban amanah dan dapat keluar dari keragaman kegelapan persoalan hidup.
Rahmat Allah itu meliputi segala sesuatu. Dalam semua waktu, kondisi dan momentum. Dalam hujan dan kemarau. Dalam malam dan siang. Dalam sempit dan lapang.
Andai tidak ada periode Mekah yang disiksa dan dihina. Apakah akan ada kegemilangan Madinah? Andai Musa tidak diusir dari istana Mesir, apakah ada penggemblengan di negri Madyan, yang membentuknya ketegaran dan kebijaksanaan di dusun terpencil?
Allah hanya memberi yang dimintakan manusia, apa yang terjadi? Mana anugerah dan nikmat yang lebih besar, antara pemberian Allah yang diminta dengan yang tak diminta oleh manusia? Allah lebih memahami manusia daripada manusia itu sendiri.
Ridhalah. Berprasangka baiklah kepada Allah. Berprasangka baiklah terhadap seluruh takdir-Nya. Seperti seorang bayi yang membiarkan ibunya melakukan apa saja terhadap dirinya.
0 komentar: