Menahan Diri, Metode Mendidik Diri
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Puasa itu sangat penting dan memiliki makna khusus bagi manusia. Maka, Allah pun sangat mencintai hamba-Nya yang bersedia terlatih, dan memiliki kesanggupan menahan diri. Puasa sebuah metode kedisiplinan dalam mengurus masalah kecil di keluarga, maupun masalah besar dalam masyarakat, negara dan dunia.
Puasa adalah salah satu model tarikat yang menyelamatkan manusia. Pandanglah, mereka yang berduyun-duyun ke perkotaan, lihatlah bagaimana kemewahan-kemewahan diproduksi, lihatlah bagaimana orang berkuasa dan dengan segala cara mempertahankan kekuasaannya.
Bacalah media, saksikan peperangan, perebutan, penggusuran, pembongkaran dan penindasan, mengobrollah dengan tetangga, sahabat dan rekan kerja, berbicaralah tentang segala hal di muka bumi, pasti menemukan pertanyaan sama, 'Mengapa manusia sangat tidak bisa menahan diri?"
Padahal, bukankah Allah selalu sedemikian menahan diri? Dengan dosa-dosa kita yang sedemikian bertumpuk, baik dosa pribadi maupun dosa kolektif, baik dosa personal maupun struktural, tidak pantaskah kalau sudah sejak dulu Allah murka dan melindas kita semua?
Tetapi bukankah Allah sangat menahan diri? Tetap memperkenankan kita berbadan sehat, bernafas, dan bergerak? Bukankah Allah sangat menahan diri dengan tetap menerbitkan matahari, mengalirkan air, dan menghembuskan angin? Seakan tidak peduli betapa malingnya kita? Betapa munafik dan kufurnya kehidupan kita?
Allah Maha Agung dan tidak membutuhkan apa pun dari kekerdilan kita. Allah Maha Besar dan tidak memerlukan manfaat apa pun dari kelemahan kita. Allah Maha Tak terhingga dan sama sekali tidak memiliki ketergantungan apa pun kepada ketololan kita.
Maka, manusia hendaknya tahu diri dan belajar bertawadhu kepada Allah. Karena, kemaksiatan dan kezaliman kita, tak membuat Allah mencabut nikmat-Nya pada manusia
Sumber:
Emha Ainun Nadjib, Tuhan Pun Berpuasa, Kompas
0 komentar: