Bukti Penghambaan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Tanda berakal. Yang sadar dan merasa diawasi Allah, niscaya akan membisu di hadapan Allah. Melihat semua kehendak Allah itu sebagai kucuran nikmat sekaligus bentuk kepedulian Allah kepada kita.
Jika berhenti dan tidak menentang, bersyukur dan tidak berfikir, rela dan tidak marah, diam dan tidak ragu, maka Allah berfirman, "Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya." (39:36)
Janganlah tergesa-gesa. Bersabarlah, niscaya akan memperoleh sesuatu yang baik. Andai benar mengenal Allah, tentu tidak akan mengadukan apa yang datang dari-Nya kepada selain-Nya.
Seandainya benar-benar mengenal Allah, tentu akan membisu di hadapan-Nya, tidak meminta kepada-Nya, dan tidak mendesak-Nya dengan doamu. Sebaliknya, hanya menuruti-Nya dan bersabar bersama-Nya.
Orang yang berakal, tidak perlu gerasa gerusu dan kalut. Sebab, Allah hendak melihat bagaimana kita berbuat. Allah ingin menguji, apakah percaya dengan janji-Nya? Apakah yakin bahwa Allah memperhatikan dan mengetahui segala hal tentang diri kita?
Tidak sempurna iman seseorang bila hatinya tamak, serakah dan menuntut. Keimanan tak sempurna jika takut dan berharap dari makhluk. Perhatikanlah, bagaimana Allah menyelamatkan para Nabi, Rasul dan orang-orang shaleh dari musuhnya? Menolong mereka dan memberi jalan keluar dari perkara yang mereka hadapi?
Orang mukmin akan merasa, dialah satu-satunya ciptaan-Nya. Hanya dia yang dilarang. Hanya dia yang diperintah. Hanya dia yang diberi nikmat. Semua tugas kehidupan berada dipundak batin dan hatinya. Dipikulnya semua tugas tersebut sebagai bukti penghambaan dan ketaatan kepada Allah.
Sumber:
Syeikh Abdul Qadir Jaelani, Fathur Rabbani, Turos
0 komentar: