Berbisnis, Bertransaksi Dengan Allah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Mencoba terus memahami hakikat bisnis, agar bisnis menjadi ladang akhirat, sebuah realisasi Firman-Nya dan Sunnah Rasulullah saw. Agar Islam menjadi nyata, bukan utopia indah belaka. Agar Islam menjadi jati diri dalam rutinitas harian.
Bila akhir adalah kematian, jadi untuk apa berbisnis? Berbisnis untuk mengumpulkan bekal kematian. Semakin kuat berbisnis semakin melimpahkan bekal kematiannya. Berbisnis seperti seorang kiyai yang membangun pesantren. Berbisnis seperti seorang santri yang bergelut dengan kitab-kitabnya. Seperti ustadz yang mendidik jamaahnya. Hanya berbeda lapangan kehidupannya saja.
Bisnis tidak lagi menjadi tujuan. Laba dan uang bukan lagi tujuan. Rugi dan bangkrut bukan lagi hal yang menakutkan. Sebab ada pergantian yang lebih melimpah dan indah di sisi Allah. Berbisnis hanya untuk mengisi waktu agar tidak sia-sia hidup ini. Bisnis hanya untuk menunaikan peran kehidupan.
Tanpa berbisnis pun, Allah mampu melimpahkan kekayaan yang tak terhingga. Seperti sosok bayi, yang tidak melakukan apapun, namun yang dibutuhkan tercukupi bahkan hingga melimpah. Jadi berbisnis untuk kaya, berarti meremehkan Allah.
Berbisnis untuk berserah diri. Suratan takdir-Nya, bertebaran di muka bumi terlebih dahulu, baru diberikan sesuatu oleh Allah. Suratan takdir-Nya, menjadi khalifah untuk mengelola kehidupan ini. Seperti seekor cacing, yang hanya mengikuti takdirnya, namun sesungguhnya telah melakukan hal yang luar biasa bagi kehidupan ini.
Membuka toko, membersihkan dan menunggu pelanggan, merupakan bentuk kepasrahan kepada Allah. Melayani pelanggan merupakan bentuk berbuat kebaikan. Menginvestasikan dana, merupakan sedekah, karena seperti menanam benih yang kelak tumbuh pohon yang menghasilkan buah, daun yang rindang dan air hujan menjadi mata air.
Bila bangkrut, Allah mencatat seperti niat awalnya. Tak ada yang hilang. Tak ada yang rugi. Semuanya terjaga di sisi Allah. Membangun bisnis untuk bertransaksi dengan Allah, bukan bertransaksi dengan dunia.
0 komentar: