Belajar "Puasa" Pada Allah
Puasa adalah prinsip dasar untuk menjalani hidup. Puasa adalah menahan diri, mengendalikan dan menyaring. Prinsip dasar kehidupan bukanlah melampiaskan, meloskan, atau menghabiskan.
Method pembebasan bagi kehidupan justru melalui cara mengendalikan, menyadari batas-batas, kesanggupan menyaring, menyeleksi dan menyublimasi. Ini berlaku pula dalam hal apa saja. Dari soal berbisnis, mengurusi kekuasaan politik, mengelola konsumsi rumah tangga, kesehatan dan sebagainya.
Kita tidak mungkin mengurusi kesehatan melalui makan tanpa batas, baik yang menyangkut banyaknya makanan, jenis kemewahan makanan, maupun dosis higiene.
Kita tidak mungkin menjalankan politik kenegaraan dengan cara melampiaskan kekuasaan sewenang-wenang, kecuali memang kita menargetkan kehancuran di depan, lambat atau cepat.
Kita tidak mungkin berbisnis dengan menuntaskan habis kapitalitas, penguasaan modal, kemenangan tender, pembengkakan saham yang disentralisasikan pada diri sendiri, kecuali memang dirancang untuk menciptakan kesenjangan dan akhirnya keruntuhan kolektivitas.
Allah sendiri memberi contoh-contoh dahsyat soal mengendalikan diri. Dengan amat setia menerbitkan matahari, tanpa peduli apakah manusia mensyukuri terbitnya matahari atau tidak.
Allah memelihara kesehatan tubuh kita dari detik ke detik meskipun ketika bangun pagi hanya ada satu dua belaka hamba-Nya yang mengucapkan syukur bahwa matanya masih bisa melek.
Allah sendiri "berpuasa". Kalau tidak, kita sudah dilenyapkan oleh-Nya hari ini, karena sangat banyaknya alasan rasional untuk itu.
Sumber:
Emha Ainun Nadjib, Tuhan Pun "Berpuasa"
0 komentar: