Tetap Bersama Palestina
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Surat Al-Fatihah membongkar kedok Yahudi bahwa mereka kelompok yang dimurkai. Bukankah saat ini seluruh masyarakat dunia murka pada penjajah Israel? Surat Al-Baqarah, berkisah tentang Bani Israel yang gagal dalam kepemimpinannya, padahal Nabi Musa dan Harun berada di sisinya. Apalagi tidak ada Nabi dan Rasul? Bukankah penjajah Israel yang memiliki kekuatan ekonomi dan militer terbesar di Timur Tengah tidak bisa menciptakan perdamaian?
Surat Al-Hasyr, berkisah tentang kehancuran Yahudi di Madinah. Mereka menghancurkan benteng dan rumah mereka sendiri. Sebuah fenomena yang tak pernah terduga oleh Muslimin. Padahal mereka sudah berkolaborasi dengan Musyrikin Mekah dan Munafikin Madinah yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay.
Surat Al-Fath, memberikan kabar kepada Rasulullah saw tentang salah satu kemenangan besar yaitu perang Khaibar yang menyebabkan seluruh Yahudi terusir dari Hijaz. Kemenangan yang membuat Muslimin mendapatkan harta rampasan sangat besar baik dari segi wilayah, ekonomi juga infrastruktur militer. Dianggap "kalah" dalam perundingan Hudaibiyah namun bisa meraih target militer di Khaibar.
Waktu dan proses kehancuran penjajah Israel sudah ditetapkan di Lauhul Mahfudz. Al-Qur'an sudah menjelaskan di beragam suratnya. Ini tanda kepastian. Mengapa harus risau? Yang kita lakukan hanya membantu perjuangan rakyat Palestina dan membebaskan Masjidil Aqsa. Namun yang menghancurkannya bukan Muslimin tetapi Allah. Jadi, jangan lelah dan lemah dalam berjuang.
Rakyat Palestina adalah bangsa yang kuat dan tegar. Rasulullah saw sudah menjelaskan dalam beragam hadistnya. Setelah digenosida selama hampir 80 tahun, namun mereka tetap tegar. Walaupun Gaza sudah dibumihanguskan. Walaupun lembaga dunia bentukan PBB untuk mengurus pengungsi Palestina akan "dibubarkan" dengan dihentikannya bantuan oleh Amerika, Inggris, Jerman, Belanda, Italia dan negara barat lainnya. Mereka tetap tegar untuk berada di tanah mereka.
Sebagian besar para Nabi dan Rasul menghadapi kezaliman kaumnya dengan ketegaran jiwanya. Tetap bertahan di tanahnya, walaupun dilakukan intimidasi, penyiksaan hingga pengusiran. Tanpa senjata dan tentara. Dianggap kaum yang lemah dan hina. Namun mengapa yang hancur justru kezaliman yang memiliki kekuatan superpower?
Logika kehancuran versi manusia berbeda dengan takdir yang tertulis di Lauhul Mahfudz. Logika manusia, rakyat Palestina bisa "dimusnahkan" dengan genosida, kekejaman, pembunuhan, kekejian, blokade total, dan merampas tanahnya dengan kekuatan militer terkuat di dunia. Namun takdir Allah menegaskan, justru kezaliman yang ditopang oleh superpower justru yang akan dihancurkan. Mari berjuang bersama rakyat Palestina yang sudah dijamin kemenangannya oleh Allah.
0 komentar: