Semuanya Istimewa
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Semua terasa istimewa, itulah cara Allah memperlakukan makhluk-Nya. Bukankah setiap makhluk tidak ada yang sama? Bukankah sesama manusia pun saling berbangga? Bukankah setiap daerah pun memiliki keindahan dan sumberdaya yang berbeda?
Setiap Nabi dan Rasul diberi kemukjizatan yang berbeda. Setiap Wali Allah diberi karamah yang berbeda. Setiap ulama diberi ilmu yang berbeda. Setiap umat diturunkan Nabi dan Kitab Suci yang berbeda sesuai zamannya. Alam semesta memiliki warna-warni yang berbeda. Setiap yang ada di kehidupan ini sangat diistimewakan oleh Allah. Allah memperlakukan makhluk-Nya dengan sangat khusus. Sehingga setiap makhluk-Nya merasakan diistimewakan oleh Allah.
Malam dan siang. Daratan dan lautan. Angin dan awan. Lembah dan gunung. Air dan batu. Matahari dan bulan. Semuanya memiliki keindahan dan peran yang tak tergantikan. Bila disatukan akan menambah keindahan dan kemanfaatannya. Yang istimewa, bila dipadukan menjadi lebih istimewa lagi dan segalanya menjadi lebih mudah.
Allah tak pernah merendahkan makhluk-Nya. Allah memerintahkan untuk saling mengenal dan memahaminya agar sadar akan perannya lalu bekerjasama dan bahu membahu. Bila tidak ada keragaman peran, maka akan hancurkan hutan, lautan, bumi hingga alam semesta.
Bila seluruh makhluk-Nya sangat istimewa, mengapa masih mencemooh, merendahkan dan menghina? Bila Allah telah melebihkan setiap makhluk-Nya, mengapa diperbandingkan untuk menguak kejelekan dan keburukannya? Istimewakan makhluk-Nya seperti Allah mengistimewakannya.
Ayah dan ibu, mengistimewakan putra-putrinya, walaupun orang lain ada yang merendahkan anaknya. Seorang anak, mengistimewakan orang tuanya, walaupun banyak orang yang menghina orang tuanya. Pandang orang lain seperti anak dan orang tua kita sendiri. Maka, semua orang menjadi pahlawan.
Rasulullah saw selalu mengungkapkan kelebihan para Sahabatnya. Para Sahabat selalu mengungkapkan kelebihan sahabatnya begitupun para ulama salafus shaleh. Mengapa derajat kita yang hina selalu membicarakan kesalahan dan keburukannya sesama kita? Seperti syetan yang melihat kelemahan manusia, padahal manusia telah dimulaikan Allah. Kerendahan seseorang terlihat dari bagaimana dia merendahkan makhluk Allah.
0 komentar: