Pergulatan Politik Kekuasaan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Allah berikan kekuasaan kepada yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan kepada yang Engkau kehendaki. Setiap periode kekuasaan penguasa menggigit dan diktator pun ada waktunya yang telah ditentukan oleh Allah. Saat para ulama Tabiin mengadukan kekejaman gubernur Hajaj Ats Tsaqafi kepada Anas bin Malik, dijawab bahwa semuanya ada waktunya.
Nabi Nuh bersabar dengan perjuangan. Tak perlu bertanya, kapan dimenangkan Allah? Sebab semuanya sudah tertulis di Lauhul Mahfudz sebelum alam semesta diciptakan. Rasulullah saw harus menghadapi periode Mekah terlebih dahulu. Maka, bersabarlah dalam perjuangan karena yang merancang kemenangan adalah Allah. Bila masih ada hari esok berarti masih ada harapan.
Bersabarlah atas ketetapan Allah. Bersabarlah bahwa janji Allah itu benar. Seperti para panglima perang Muslimin di Perang Salib. Walapun para sultan saling berperang sendiri dalam pertikaian internal. Para ulama dan panglima level gubernur terus bahu membahu. Banyak ulama dan panglima yang berguguran pula akibat diserang oleh Muslimin sendiri yang bekerjasama dengan tentara salib. Namun mereka terus berjuang hingga Allah mentakdirkan pemimpin perlawanan sekelas Nurudin Zanky dan Shalahuddin Ayubi.
Nabi Musa dikejar-kejar Firaun tanpa kekuatan yang sebanding. Namun Nabi Musa tak pernah mengendorkan perlawanannya. Para ahli sihir dipotong kaki dan tangannya secara bersilang karena beriman kepada Allah. Puncaknya, Nabi Musa terhimpit di Laut Merah. Namun perlawanan terus dilakukan. Sebab, Allah yang berkuasa memberikan dan mencabut kekuasaan. Sikap kita hanya bagaimana bersikap yang benar terhadap ragam para penguasa.
Sikap yang konsisten terhadap ragam penguasa adalah dengan amar makruf nahi munkar dan terus berdakwah. Ini yang dinilai oleh Allah. Apakah terus dilakukan? Baik terhadap penguasa yang zalim maupun yang adil? Bukan hanya bergulat bagaimana memenangi kekuasaan atau tidak? Kekonsistenan amar makruf nahi munkar dan berdakwahlah yang menjadi ukuran kemenangannya.
Akhir yang baik hanya bagi yang beriman dan bertakwa. Jadi kekalahan dan kemenangan sama saja. Allah pasti akan mendesain akhir yang baik bagi yang beriman dan bertakwa. Terus berbuat baik dan beriman, maka apapun keburukan akan dipatahkan dan dihalau oleh Allah.
Rencana jahat itu akan kembali kepada yang merencanakan. Allah sebaik-baiknya penolong dan pelindung. Allah sebaik-baiknya pembuat makar. Seperti Allah menghancurkan seluruh kekuatan Firaun, saat Firaun merasa kemenangannya sudah dalam genggaman.
0 komentar: