Mengelola Sesuai Kehendak Allah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Alam semesta milik Allah. Semuanya yang di muka bumi milik Allah. Allah memberikan sesuatu kepada yang dikehendaki-Nya. Allah mencabut sesuatu kepada yang dikehendaki-Nya. Inilah prinsip dasar mengelola kehidupan.
Kesuksesan dan kegagalan sama-sama pemberian Allah. Kebahagiaan dan kesedihan adalah pemberian Allah. Berkuasa dan jadi rakyat jelata adalah pemberian Allah. Yang terpenting, terus melakukan amal kebaikan, bersabar dan bertakwa.
Bagaimana mengelola kekayaan sesuai kehendak Allah? Bagaimana mengelola kemiskinan sesuai kehendak Allah? Bagaimana menjadi penguasa sesuai kehendak Allah? Bagaimana menjadi rakyat jelata sesuai kehendak Allah? Sesuai kehendak Allah, itulah titik fokus mengelola hidup.
Dalam kekayaan ada kebaikan. Dalam kemiskinan ada kebaikan. Menjadi penguasa ada kebaikan. Menjadi rakyat jelata ada kebaikan bila menjalaninya sesuai kehendak Allah. Tak ada yang sia-sia bila menjalaninya sesuai kehendak Allah.
Bila bangkrut, bukankah sebelumnya memang tidak memiliki apa pun? Bila tak berkuasa lagi, bukankah sebelumnya memang hanya seorang anak? Rasa memiliki dan iri. Rasa tamak dan serakah. Yang membuat ketakutan akan kehilangan dan perubahan yang tak dikehendaki.
Para Nabi dan Rasul tak pernah mengadukan takdir dan peristiwa yang dilaluinya. Yang diadukan hanya tanggungjawab akan dakwahnya. Nabi Ayyub tak pernah mengadukan sakit dan lenyapnya semua yang dimilikinya. Nabi Isa tak pernah mengadukan penderitaan selama pengembaraannya. Yang diadukan hanya persoalan dakwahnya.
Teruslah berjihad untuk berbuat baik. Bersabar dan bertakwa. Maka, Allah yang akan menuntaskan persoalan kita. Allah yang akan memperbaiki dan menyempurnakan amal kebaikan yang kita lakukan.
0 komentar: