Menanam Talas Kimpul Di Rerimbunan Pohon
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Setelah menanam 4.000 pisang, selanjutnya 4.000 talas kimpul. Mengapa? Pesan leluhur di kampung saya mengatakan bila tidak ada padi, maka talas kimpul bisa menjadi penggantinya. Saat itu talas kimpul baru sebagai makanan alternatif bagi pengidap diabetes.
Karakter talas kimpul dan pisang sangat berdekatan. Kepastian panennya. Mudah ditanam dan tidak banyak hama. Batangnya mudah diurai menjadi pupuk. Bisa dikombinasikan dengan pisang karena pohonnya tidak tinggi dan tidak membutuhkan sinar matahari.
Talas kimpul tidak memiskinkan nutrisi tanah. Umbinya yang berada di bawah tanah bisa mendorong pembalikan tanah saat memanen agar tetap gembur dan subur. Talas kimpul pun tidak membutuhkan tanah yang subur.
Daun dan batangnya bisa digunakan untuk pakan ikan. Umbinya bisa diolah menjadi tepung, keripik, dan pakan ternak. Kelak dari kimpul muncul turunan bisnis baru yaitu industri pengolahan, perikanan dan peternakan di area yang sama. Multiplier efek akan meningkatkan hasil.
Di kerimbunan pohon pisang dan Alpukat, talas kimpul masih bisa hidup dengan hasil yang optimal. Sebab, tak butuh sinar matahari yang optimal. Memadukan tanaman yang tinggi dan rendah dalam satu lahan mengoptimalkan kapasitas tanaman yang ditanam. Memahami karakter tanaman dan keterkaitannya membuat lahan optimal penggunaannya.
Talas kimpul bisa jadi alternatif bagi kebutuhan karbohidrat yang selama ini hanya bertumpu pada padi saja. Salah satu strategi ketahanan pangan bukan sekedar swasembada beras tetapi juga menciptakan keragaman baru sumber karbohidrat.
Di sebuah negara di samudera pasifik, ada yang berhasil mengkonversikan beras ke talas. Awalnya, makanan pokoknya adalah talas. Setelah mengenal beras, mereka beralih ke beras. Namun padi tak bisa ditanam di tanah mereka. Untuk menghindari ketergantungan pada import beras, akhirnya mereka kembali menanam talas. Menanam talas sebuah ikhtiar langkah ketahanan pangan negri ini.
0 komentar: