Kesamaan Suasana Kejiwaan Para Nabi dan Manusia
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Membaca kisah para nabi dan rasul di Al-Qur'an seperti membaca kisah keseharian manusia. Kisah kekayaan dan kemiskinan. Kisah kejayaan dan kebangkrutan. Kisah penguasa dan rakyat jelata. Kisah penghargaan dan penghinaan. Kisah anak dan kerabat. Semua serba serbi persoalan manusia sangat amat terasa dekatnya.
Apa perbedaan Nabi dengan kita? Nabi itu utusan Allah. Para kekasih Allah. Bukankah ujiannya pun lebih besar dan berat dari manusia biasa? Semakin tinggi derajatnya, semakin besar ujiannya. Oleh sebab itu, doa-doa para Nabi diabadikan dalam Al-Qur'an. Untuk apa? Agar umat manusia mencontohnya.
Ujian manusia biasa tidak seberat para Nabi dan Rasul. Oleh karena itu, derajatnya pun tidak setinggi para Nabi dan Rasul. Apa artinya? Suasana kejiwaan para Nabi dan Rasul sama dengan manusia biasa. Yang dirasakan para Nabi dan Rasul sama dengan yang dirasakan oleh manusia biasa. Ada titik keseimbangan dan kesamaan antara para Nabi dan Rasul dengan manusia biasa dalam menjalani liku-liku kehidupan.
Maka, perjalanan para Nabi dan Rasul pada hakikatnya adalah perjalanan manusia biasa. Mereka diberi mukjizat karena ujian dan tantangannya melampaui kemampuan manusia biasa. Ini bentuk keadilan Allah. Setiap diberi tantangan yang besar, maka Allah memberikan "fasilitas" yang besar pula.
Perintah dan larangan Allah kepada para Nabi dan Rasul sama dengan yang diperintahkan kepada manusia biasa. Bila para Nabi dan Rasul mampu melewati tantangan tersebut dengan menjalani perintah dan menjauhi larangan Allah, maka manusia pun bisa mendapatkan solusi dan kemudahan seperti yang diperoleh oleh para Nabi dan Rasul.
Bila liku-liku kehidupan para Nabi dan Rasul sama dengan liku-liku kehidupan manusia, maka dengan mencontoh para Nabi dan Rasul dalam menyelesaikan masalah maka manusia akan lebih mudah menyesuaikan persoalannya. Karena, hanya tinggal mengikuti dan mencontoh para Nabi dan Rasul saja.
Kitab suci bukan filsafat. Indah dan ideal, namun tak bisa dipraktekkan dalam dunia nyata. Kitab suci adalah ayat-ayat yang nyata, realistis dan mudah dilaksanakan karena para Nabi dan Rasul pun manusia biasa bukan malaikat, bukan manusia setengah tuhan, bukan pula anak tuhan. Menjadi manusia dengan mengikuti para Nabi dan Rasul.
0 komentar: