Kebebasan, Amanah dari Allah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Tubuh ini milik Allah. Manusia hanya diberi fasilitas untuk memanfaatkannya selama hidup. Manusia bebas menggunakannya. Begitupun hati dan akal. Manusia hanya diuji, untuk apa kebebasan tersebut?
Dari kebebasan inilah, manusia terbelah terbagi menjadi mukmin, kafir atau munafik. Pengelompokan ini berdasarkan bagaimana manusia memanfaatkan kebebasan tersebut. Kebebasan adalah anugerah Allah pada makhluk yang bernama manusia. Mengapa tidak disyukuri?
Bagaimana agar kebebasannya tidak merusak? Bagaimana agar kebebasannya menaikan derajat? Bagaimana agar kebebasannya tidak merendahkan dirinya? Allah mengutus para Nabi dan Rasul. Allah menurunkan kitab sucinya. Inilah kasih sayang Allah.
Manusia bebas melakukan apa saja. Manusia bebas menikmati apa saja, namun ada ukurannya. Kebebasan yang dituntun, diarahkan, dibimbingan dan dipimpinan. Sebab pengetahuan dan pemahaman manusia sangat terbatas. Bukankah untuk melakukan perjalanan saja ke suatu daerah, manusia butuh peta, saran, dan bimbingan?
Manusia diberikan kebebasan bukan karena keinginan manusia. Bukan kepintaran dan kehebatan manusia karena sebuah prestasi. Tetapi, Allah yang memberikan gratis untuk memuliakan manusia dibandingkan makhluk lainnya. Mengapa tidak bersyukur?
Makanan yang lezat ada resep yang terukur, bukan semaunya. Struktur bangunan yang kokoh ada ukurannya, bukan semaunya. Kehidupan manusia yang kokoh harus ada kebebasan yang terukur dan terpola, bukan semaunya pula.
Kebebasan adalah kepercayaan Allah kepada manusia karena telah paham batas-batas dan aturannya. Manusia telah dipahamkan melalui Nabi dan Rasul, yang baik dan buruk, yang diperintahkan dan yang dilarang, yang menghancurkan dan menaikkan derajatnya. Allah mengutus para Nabi dan Rasul dan kitab suci, agar manusia benar dalam mengelola kebebasannya.
0 komentar: