Hancurnya Pelindung Penjajah Israel
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Penjajah Israel tidak mau menerima syarat gencatan senjata dari Hamas. Mereka akan terus melakukan agresi berkelanjutan. Berhenti memerangi Hamas berarti memperkuat perlawanan rakyat Palestina, seperti itu persepsinya. Walaupun korban sudah melampaui 25.000 orang dan Gaza sudah rata menjadi tanah.
Dengan dukungan militer dari Amerika, Jerman, Inggris dan negara Barat lainnya, membuat kekuatan tempur penjajah Israel tidak akan tertandingi. Persoalannya, apakah penjajah Israel mampu menanggung resiko perang yang berkepanjangan? Dengan pemukim Yahudi yang hanya 9 jutaan, dengan pengerahan 360.000 pasukan cadangannya dari mereka yang sedang bekerja berarti 10 persen tenaga produktifnya diberdayakan untuk berperang. Siapakah yang menggerakkan roda perekonomiannya?
Perang yang berkelanjutan tanpa mendapatkan "rampasan perang" berupa sumber daya hanya akan menghabiskan anggaran saja. Bukankah agresi Amerika ke Irak, Libya dan Afghanistan untuk mendapatkan kompensasi minyak dan sumber daya alam lainnya? Bukankah dukungan Amerika ke Ukraina justru menggairahkan industri persenjataannya? Bila perang berlanjut yang diuntungkan justru industri senjata Amerika dan Barat. Lalu, bagaimana penjajah Israel sendiri?
Penjajah Israel tak memiliki jiwa tempur yang kuat, lalu siapakah yang akan menggunakan infrakstruktur militernya? Penjajah Israel hanya bisa menyerang dari jarak jauh. Menggunakan pesawat, drone, iron dome dan pertempuran darat dengan menggunakan tank. Namun tak bisa mengoptimalkan pasukan infanterinya. Inilah penyebab mereka tak bisa menguasai Gaza walaupun sudah dibumihanguskan.
Pemukim Yahudi yang bersinggungan langsung dan tidak langsung dengan perang, seperti di wilayah perbatasan dengan Gaza, Lebanon, wilayah yang dihujani rudal, dan ada anggota keluarganya yang ikut serta dalam perang, mengalami kekhawatiran sehingga harus mendapatkan perawatan kesehatan mental. Anehnya, 65% yang tidak bersinggungan dengan perang pun 65%nya mengalami gangguan mental. Ini menunjukkan bahwa jiwa tempur pemukim Yahudi sangat lemah untuk bertempur jangka panjang.
Tentara tak lagi bersama dengan pemukim Yahudi. Inilah yang menyebabkan hancurnya persatuan pemukim Yahudi, dengan tentaranya dan penguasanya. Ketidakhadiran tentara saat infiltrasi Hamas pada 7 Oktober. Dijadikan wilayah perbatasan Lebanon dan Gaza sebagai wilayah militer tertutup. Demonstrasi tentara terhadap pemerintah Netanyahu karena cendrung gerakan ekstrem kanan. Membuat Penjajah Israel dalam kerapuhan. Padahal perang membutuhkan kesatuan yang kokoh.
Yang menjadi pelindung pemukim Yahudi adalah tentara dan infrastruktur militernya. Saat militernya tak berdaya di Gaza, terus menghadapi perlawanan di Tepi Barat dan wilayah perbatasan di Lebanon, Suriah dan blokade Laut Merah. Saat mental masyarakat jatuh untuk menghadapi pertempuran. Maka tak ada lagi yang membuat penjajah Israel bertahan. Mental tempur yang lemah dan efek perang yang berkepanjangan yang membuat kehancuran penjajah Israel.
0 komentar: