Bernegara Sesuai Selera
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Manusia selalu berputar di poros yang sama. Manusia selalu melakukan hal yang sama walaupun para pendahulunya sudah hancur dengan cara yang dilakukannya. Apakah ingatan manusia itu pendek? Atau tak memiliki ingatan sejarah? Atau ingatan sejarahnya terkalahkan dengan kerakusannya?
Anggaran, fasilitas dan aparatur negara dikerahkan massif untuk mendukung. Abdi negara sudah tak ada lagi. Yang ada mengabdi pada kekuasaan. Bagaimana dengan polisi dan tentara? Bila panglima tertingginya sudah berpihak, bisakah yang dibawahnya netral? Bagaimana dengan penyelenggara pemilu? Semua mekanisme pemilu yang adil akan rusak dengan tampilnya presiden yang secara terbuka membela pasangan tertentu.
Memanggil para calon presiden ke istana, mengambil muka terlihat netralitas. Namun beberapa hari kemudian, mengerahkan para kepala desa, marathon mengunjungi kepala desa dan membagikan bansos. Untuk mendukung calon tertentu. Anggaran negara untuk memenangkan kepentingannya.
Memanggil para calon presiden ke istana, mengambil muka terlihat netralitas. Namun beberapa hari kemudian, mengerahkan para kepala desa, marathon mengunjungi kepala desa dan membagikan bansos. Untuk mendukung calon tertentu. Anggaran negara untuk memenangkan kepentingannya.
Pemilihan presiden 2024, merupakan Pilpres terparah sepanjang sejarah. Bukan lagi hanya kecurangan yang terstruktur, sistematis dan massif tetapi merusak tatanan dan pakem yang sebelumnya dijaga dan dihormati. Kelak, bisakah pilpres menjadi mekanisme pergantian kekuasaan terlegitimasi? Sejak awal, Pilpres 2024 memang sudah cacat moral dengan rekayasa hukum.
Apakah proses yang rusak akan melahirkan pemimpin yang hebat? Bisakah pemimpin yang adil lahir mekanisme yang rusak? Bukankah ada prinsip bahwa proses tak pernah berdusta? Proses itu menentukan hasil. Proses yang rusak akan menghasilkan kepemimpinan yang rusak. Akankah terjadi di Pilpres 2024?
Semoga jiwa perubahan tetap hidup, tak silau dengan gelontoran dana dan bagi-bagi jatah kekuasaan. Semoga arus perubahan terus bergelora dan menggema memasuki relung jiwa anak bangsa. Semoga Allah menolong untuk kebaikan bangsa ini.
0 komentar: