Bekal Pendaki Gunung
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Semakin berumur semakin mendekati kematian. Apa yang dibutuhkan saat kematian tiba? Itulah yang harus disiapkan. Membuang yang imitasi dan palsu. Membuang sampah. Membuang yang memperberat pertanggungjawaban di akhirat. Mengumpulkan fasilitas kemudahan di akhirat.
Yang dikumpulkan. Yang telah diraih, ternyata hampa. Yang didapatkan hanya pujian, decak kagum, saling berbangga dan hebat. Setelah itu kembali ke rumah. Ada yang berjuang dengan kesendiriannya. Ada yang berjuang dengan sakitnya. Ada yang menikmati kumpul riung di masjid, mushalah atau pos ronda.
Hidup itu teramat singkat untuk dinikmati dan diburu. Hidup itu hanya untuk menyempurnakan kebaikan dan senantiasa beriman kepada Allah. Setelah itu, jangan lagi dipikirkan apa pun yang terjadi, karena Allah sudah menjaminnya.
Bertakwa dan bersabarlah. Bersabar dan shalatlah. Teruslah bersabar. Maka, semua kejahatan, kezaliman dan tipu daya akan sia-sia. Seperti kisah gagalnya tipu daya dan kejahatan para pendurhaka kepada para Nabi dan Rasul.
Allah yang menggenggam semua keputusan. Allah yang memiliki wewenang dalam kehidupan. Semua ubun-ubun manusia dalam genggamannya. Semu urusan kembali kepada Allah. Maka, cukupkah dengan menjalankan peran sebagai hamba dan khalifah Allah.
Berjalanlah seperti para pendaki gunung. Bawalah yang hanya dibutuhkan saat dalam perjalanan dan menetap sementara di puncak untuk menikmati keindahannya. Itulah konsep sederhana mengumpulkan apa yang dibutuhkan dalam kehidupan ini.
0 komentar: