Penjajah Israel Menghadapi Banyak Front Pertempuran
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Penjajah Israel menghadapi beragam front pertempuran. Di Gaza, mereka menghancurkan dan meratakannya. Membuat kehancuran yang paling bengis dan kejam di abad modern ini. Melampaui semua pertempuran yang pernah ada baik perang dunia 1 maupun 2. Bom-bom dijatuhkan tanpa pandang bulu. Yang terpenting bumihanguskan dengan satu harapan hancurnya perlawanan Hamas.
Front ke dua datang dari Tepi Barat. Sejak penjajah Israel memasuki Tepi Barat, baru kali ini mendapatkan perlawanan yang sengit. Padahal sudah dibuatkan penjara-penjara kecil di sejumlah wilayah. Setiap memasuki wilayah harus melalui pos pemeriksaan yang super ketat. Penjajah Yahudi sudah memfasilitasi pemukim bayaran yang dilindungi oleh tentara untuk merampas dan menghancurkan tanah dan rumah rakyat Palestina di Tepi Barat.
Perlawanan Tepi Barat sudah mulai menggunakan senjata, bom rakitan penghancur tank dan kendaraan militer hingga drone. Sejumlah pengamat Barat, mulai mengkhawatirkan adalah penyelundupan senjata melalui Yordania untuk gerakan perlawanan rakyat Palestina di Tepi Barat. Penyelundupan dari Yordania lebih sulit diawasi karena bentangan perbatasan sejauh 350 km.
Di bagian utara, Lebanon dengan gerakan perlawanannya Hizbullah, sejak terjadinya infiltrasi Hamas ke Pendudukan Israel pada Oktober 2023, terus memborbardir pendudukan Israel. Drone dan rudal Hizbullah di arahkan ke pangkalan militer penjajah Israel. Membuat pemukiman Yahudi disekitarnya kosong. Tak ada yang berani kembali ke rumahnya.
Yaman mengunci pelabuhan Elia di bagian selatan pendudukan Israel. Membuat penurunan 85% aktivitasnya. Karena pengiriman dari Asia harus melalui Afrika. Tentu ini akan mempengaruhi pasokan logistik kebutuhan penjajah Israel. Gerakan perlawanan rakyat Iraq dan Suriah pun mulai sedikit menganggu perbatasan penjajah Israel.
Pasukan perlawanan rakyat Palestina di Gaza juga melakukan serangan melalui rudal yang diarahkan ke Tel Aviv. Walaupun 90% rudal bisa dihalau sistem pertahanan Iron Dome, namun menurunkan banyak aktivitas di bandara utamanya. Pemasukan dari parawisata hancur. Hotel-hotel yang ada 3/4-nya dihuni oleh para warga Penjajah Israel yang ketakutan. Menghadapi banyak front pertempuran, kuatkah menghadapinya di tengah mentalitas warganya yang terus dihantui ketakutan?
Front pertempuran lainnya adalah dari jalur diplomasi. Di PBB, walaupun diback up oleh Amerika, namun dukungannya terus menurun. Hingga Inggris pun hanya bisa abstain. Jajak pendapat mulai memunculkan bahwa penjajah Israel harus dilenyapkan. Solusi 2 negara sudah tidak relevan lagi. Yang ada hanya menciptakan Palestina yang merdeka.
Penjajah Israel terkepung di banyak front pertempuran, bisakah menghadapinya? Di dalam negri tuntutan dari keluarga sandera terus menekan. Juga, tuntutan pengunduran diri Netanyahu karena kasus korupsi dan perundangan semakin kuat. Walaupun front selain Gaza masih dianggap remeh, namun cukup menganggu fokus. Persoalannya, banyak yang meragukan kemampuan penjajah Israel memenangkan pertempuran di Gaza.
0 komentar: