Nabi Musa Belajar Prinsip Dasar Ilmu Laduni
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Ilmu laduni, ilmu yang diajarkan langsung oleh Allah. Ilmu laduni akan melampaui ilmu-ilmu yang dipelajari karena popularitas dan gelar pengakuan. Melampaui semua ilmu yang diperoleh karena jabatan, bisnis dan kekuasaan. Ilmu ini tersembunyi. Bisa diturunkan pada yang tak dihargai atau tak berderajat tinggi.
Musa seorang Nabi dan Rasul. Bergelar ulul azmi. Bisa langsung berdialog dengan Allah. Sehingga, merasa paling berilmu di zamannya. Namun, Allah memerintahkannya untuk belajar pada seseorang hamba yang tak diketahui namanya. Para ulama menyebutnya Nabi Khaidir. Ada juga ulama yang mengatakan dia hanya seorang yang sholeh. Derajat Nabi Musa melampaui Nabi Khaidir. Namun mengapa Nabi Musa harus belajar kepadanya? Rahmat Allah menyebar pada setiap makhluk-Nya.
Tak ada manusia yang tahu tentang ilmu Nabi Khaidir, kecuali setelah Allah memberitahukannya kepada Nabi Musa. Allah pun tak pernah menginformasikan bagaimana proses Nabi Khaidir bisa memiliki ilmu yang sangat tinggi. Ilmu yang memahami dan mengetahui peristiwa yang akan terjadi. Lalu, melakukan sesuatu di hari ini untuk mencegahnya atau mencapai tujuannya.
Nabi Musa belajar bersamanya tidak dalam hiruk pikuk asrama pendidikan. Tidak duduk melingkar mendengarkan menjelaskan. Tetapi berkelana ke berbagai tempat untuk memperhatikan apa yang dilakukan. Juga, bersabar untuk bertanya meminta penjelasan. Mengamati ragam peristiwa di sekitarnya, itulah proses ilmu laduni.
Allah menjelaskan segala sesuatu. Allah menjelaskan semua tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta. Akal telah ditakdirkan untuk bisa memahaminya. Maka ikuti prosesnya, perhatian, amati, pelajari dan pahami. Lalu, ubah semuanya menjadi ilmu pengetahuan, ilmu terapan dan teknologi. Itulah proses ilmu laduni.
Alam semesta adalah sahabat, sekaligus guru. Dia akan mengajarkan, membimbing, memimpin sesuai yang telah ditakdirkan Allah padanya. Dia mau mengajarkan kepada yang mau bersahabat padanya. Juga, yang bersama-sama berdiri, duduk, merunduk dan bersujud kepada Allah. Alam semesta akan menjadi perantara ilmu-ilmu Allah. Itulah proses ilmu laduni.
Nabi Musa sebenarnya bisa mendapatkan ilmu yang lebih luas dan mendalam dari Nabi Khaidir. Namun, Nabi Musa melanggar komitmen untuk bersabar dan tidak bertanya. Namun setidaknya, Nabi Musa telah belajar bagaimana cara Allah melimpahkan ilmu laduni kepada hamba-hamba-Nya. Dan memahami, setiap orang yang diremehkan bisa jadi memiliki ilmu laduni yang tak diungkapkannya.
0 komentar: