Mengapa Tentara Penjajah Israel Diserang Wabah?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Penjajah Israel dengan sangat kejam, bengis dan membabibuta menghabisi rakyat Palestina. Rumah sakit dan pengungsian bombardir hingga luluh lantah. Mereka bisa melakukan apa saja. PBB terdiam. Amerika dan Barat merestui. Arab dan dunia Islam hanya jadi penonton. Penjajah Israel menjadi seperti "Tuhan" yang menentukan kematian rakyat Palestina semaunya.
Seperti kisah raja Namrud, yang jadi penentu kematian seseorang. Bila ingin mematikannya, cukup berkata, 'Bunuh!" pada algojonya. Bila mau menghidupkan seseorang cukup berkata, "Jangan bunuh!", maka selamatlah orang tersebut. Saat "kematian dan kehidupan" berada digenggamannya, siapa yang bisa menghentikannya?
Nyamuk, makhluk yang lemah, tiba-tiba masuk ke hidupnya. Terus menerobos masuk hingga ke otaknya. Mengisap darahnya hingga nyamuk membesar. Raja Namrudz merasakan sakit yang luar biasa. Bagaimana cara membunuh nyamuk? Diambil terompah. Dipukulkan ke kepalanya. Maka, Namrudz pun mati akibat pukulannya sendiri. Sebab kematiannya bukan oleh serbuan pasukan musuh yang hebat perkasa, ternyata hanya dengan seekor nyamuk.
Firaun membunuh bayi-bayi Bani Israel secara membabi buta. Puluhan ribu bayi laki-laki yang bunuh. Tak ada yang bisa menyelamatkan bayi-bayi tersebut. Dikerahkan pasukan secara besar-besar untuk menjalankan aksinya. Tak ada rumah yang tak dimasukinya.
Kematian dan kehidupan para bayi di tangan Firaun. Firaun menjadi "tuhan" penentu kematian dan kehidupan. Tak ada yang bisa menghalanginya. Tak ada yang bisa menundanya. Semua kekuatan di muka bumi seperti tak berdaya.
Apa yang terjadi dengan negri Mesir? Wabah belalang, katak dan kutu menyerbu Mesir. Wabah tersebut membawa penyakit yang membunuh manusia dan hewan ternak di seluruh Mesir. Tiba-tiba, Firaun tak berdaya menghadapi serbuan makhluk kecil yang lemah. Pasukan tempur dan infrastruktur militer pun tak berguna lagi.
Di era Bani Ummayah pada masa khalifah Abdul Malik. Seorang gubernurnya yang bernama Hajjaj Ats Tsaqafi melakukan kezaliman dengan membunuh siapa saja yang dianggap menghalangi kekuasaan Bani Ummayah. Para ulama dan penduduk sipil dibunuhnya. Kematian dan kehidupan berada ditangannya. Dia cukup memerintahkan algojo untuk menentukan kematian seseorang. Bagaimana akhir kesudahannya?
Sesudah membunuh Said bin Jubair, sang gubernur mengalami penyakit insomnia dan paranoid. Tidak bisa tidur dan ketakutan karena seolah-olah Said bin Jubair datang untuk membalas kematiannya. Hingga dia pun mengalami sakit yang sangat parah.
Jejak sejarah mereka yang melakukan pembantaian terhadap sipil tanpa ada yang bisa menghalanginya. Seolah-olah kematian dan kehidupan berada di tangannya. Semuanya mati dengan cara yang sama. Yaitu, diserang wabah penyakit. Inikah penyebab tentara penjajah Israel yang diserang penyakit diare akut, sakit mata hingga kebutaan, serta insomnia dan paranoid yang merupakan bentuk ganguan mental yang parah? Kematian dan penyakit yang sama menanti mereka. Itulah jejak sejarah yang terus berulang.
0 komentar: