Menang Setelah Kalah dengan Memahami Psikologi Militer
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
"Jangan pedulikan aku, tetaplah di posisimu!" Itu pesan komandan infantri muslim, Mas'ud bin Haritsah, yang terluka saat perang Buwaib 13 Hijrah di era Umar bin Khatab saat berperang melawan Persia di Iraq. Dia pun melanjutkan, "Angkatlah bendera kalian, Allah akan mengangkat derajat kalian. Jangan kalian memperdulikan kematianku."
Sang panglima perang Muslimin, Mutsanna bin Haritsah, melihat syahidnya saudaranya, Mas'ud bin Haritsah, dia pun berkata, "Wahai Muslimin, jangan kalian memperdulikan kematian saudaraku. Sesungguhnya kematian orang yang terbaik di antara kalian adalah dengan cara seperti ini."
Mutsanna bin Haritsah, panglima perang Buwaib, mengirimkan utusan kepada setiap pasukan Muslimin dengan pesan, "Kalian akan mendapatkan kemenangan seperti orang-orang sebelum kalian. Tolonglah agama Allah, niscaya Allah akan menolong kalian sampai musuh dapat dikalahkan."
Pertempuran Buwaib merupakan pertempuran yang penuh dengan beban psikologis yang sangat berat. Sebab di pertempuran sebelumnya, yaitu Jisr Abu Ubaid, kaum Muslimin mengalami kekalahan dari pasukan Persia. Pasukan Muslimin yang masih ada berjumlah 5.000 orang. Yang syahid 4.000 orang. Yang tersisa 3.000 orang. 2.000-nya diperintahkan kembali ke Madinah.
Mundurnya 5.000 pasukan Muslimin di perang Jisr Abu Ubaid bukanlah lari dari perang tetapi mengatur kembali posisi untuk membuat strategi baru. Pasukan Persia yang dipimpin oleh Bahma Jadzawih mencoba menyerang pasukan Muslimin yang masih tersisa, namun tidak berhasil karena kecerdikan Mutsanna bin Haritsah.
Di pertempuran Buwaib, kaum Muslimin dalam kondisi tertekan karena kekalahan di pertempuran sebelumnya. Namun pada sisi lain, pasukan Persia dalam kondisi yang sangat optimis karena menang di pertempuran sebelumnya. Saat pertempuran Buwaib dimulai, pasukan Persia langsung merangsek menyerbu pasukan Muslimin dengan menyeberangi sungai.
Di perang Buwaib, Ada pasukan Muslimin yang merasa bersalah karena lari dari pertempuran Jisr Abu Ubaid, dia akan bertempur mati-matian dengan mengabaikan strategi. Maka Mustanna bin Haritsah menegurnya dengan berkata, "Jangan kamu berbuat demikian, tetaplah kamu berada di posisimu. Jika temanmu datang, maka bantulah dia dan jangan kamu sengaja mencari kematian. Tetaplah kamu berada di posisimu."
Saat kaum Muslimin digempur habis-habisan, jalannya pertempuran semakin ruwet. Mutsanna bin Haritsah berkata kepada pasukannya, "Wahai pasukanku, kalian telah mengalami kekalahan, tetapi kalian harus bertahan dan tunduk dengan diam-diam." Itulah cara membangun psikologis kemenangan setelah didera kekalahan di pertempuran sebelumnya.
Mutsanna bin Haritsah dicatat dalam sejarah sebagai panglima yang ahli dalam ilmu psikologi militer. Bagaimana meraih kemenangan setelah mengalami kekalahan serius di perang Jisr Abu Ubaid.
0 komentar: