Liku-liku Titik Kritis Kehidupan Nabi Yusuf
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Nabi Yakub sudah paham akan kemukijzatan Nabi Yusuf. Namun mengapa perjalanan Nabi Yusuf penuh liku-likunya? Dimana kemukijzatannya? Mukjizat butuh momentum, itulah penyebab mengapa harus berjihad mengarungi hidup.
Ada 5 titik kritis di kehidupan Nabi Yusuf. Saat dimasukkan ke sumur di padang pasir. Anak keturunan Nabi jadikan budak. Digoda di tempat yang terkunci. Di penjara sebab fitnah. Mengelola kekuasaan.
Penjara bukanlah yang sulit dalam hidupnya. Sebab saat kecil sudah disiapkan Allah berupa diceburkan dirinya ke sumur di padang pasir. Fitnah yang membawanya ke penjara tak membuatnya sakit hati, karena perjalanannya menjadi budak pun karena kedengkian dari saudara-saudaranya.
Menyelesaikan rutinitas sebagai pejabat di Mesir merupakan sesuatu yang tak asing lagi, karena sejak kecil sudah bergaul erat dengan para pejabat Mesir dalam menghadapi hiruk pikuk persoalan negara dan intrik-intrik politiknya.
Ada 3 hal yang jarang bisa melakukan banyak orang. Yaitu, mendesain dan membaca masa depan dari isyarat fenomena yang sederhana. Ujian yang hawa nafsunya sedang mencapai puncaknya. Menyayangi saat berkuasa padahal memiliki kekuatan untuk pembalasan dendam.
Kemukijzatan Nabi Yusuf ada pada pengelolaan dirinya dan mendesain masa depan dari pemahamannya atas fenomena yang sederhana. Tak ada keluarbiasaan seperti yang di alami nenek moyangnya yaitu Nabi Ibrahim. Tak ada keluarbiasaan seperti generasi berikutnya yaitu Nabi Musa, Nabi Yusya, Nabi Dawud, Sulaiman dan Isa.
Perjalanan Nabi Yusuf, dibenci saudara-saudaranya, dimasukkan ke sumur, menjadi budak, difitnah hingga masuk penjara. Lalu ada momentum yang semua orang tak bisa memecahkan persoalan bangsa. Hanya Nabi Yusuf yang bisa memecahkan persoalannya.
Bagaimana Nabi Yusuf mengelola kekuasaannya? Padahal tak ada kisah dia belajar menuntut ilmu pada seseorang seperti Nabi Musa. Apakah liku-liku hidupnya dapat merekayasa keilmuan secara mandiri dan otomatis?
Kemukijzatan Nabi Yusuf justru mulai terlihat saat di penjara. Bagaimana suasana penjaranya Nabi Yusuf? Apa yang dilakukan Nabi Yusuf, sehingga kemukijzatannya muncul? Bagaimana manajemen jiwanya saat di penjara?
Kegantengannya tak berarti, sebab menjerumuskannya pada kerumitan hidup yang dapat menenggelamkannya pada hawa nafsu. Kegantengannya justru dapat menjadi penyebab ketergelinciran.
Nabi Yusuf sukses menghancurkan ego dirinya. Seorang cicit bapak para Nabi tak pernah berkata, "Mengapa keturunan yang termulia menjalani kehidupan yang penuh liku-liku hingga menjadi budak?" Bukankah ini seperti bumi dan langit?
Nabi Yusuf dapat menyelesaikan persoalan krisis negara yang rumit hanya dengan mekanisme yang sangat sederhana yang biasa dilakukan oleh seorang petani biasa. Itulah kecemerlangan dan kejeniusan.
0 komentar: