Korban Tentara Penjajah Israel Semakin Meningkat Dalam Satu Pertempuran
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Kebanyakan infrastruktur militer dirancang untuk pertempuran jarak menengah dan jauh dengan daya rusak dan keamanan tingkat tinggi. Juga, menggunakan sistem artificial intelligence (AI) yang bisa merespon untuk menyerang dan mengamankan secara otomatis atas serangan atau pergerakan lawan yang terekam oleh teknologi pengintaian dan sensor.
Persoalannya, berapa cepat teknologi canggih tersebut merespon? Bagaimana bila cara bertempurnya berbeda dengan desain pertempuran yang dirancang saat pembuatan infrastruktur militernya?
Infrastruktur miliki penjajah Israel didesain untuk pertempuran jarak menengah dan jauh. Namun perlawanan Palestina melawannya dengan strategi bertempur di jarak "nol" dan dekat sejauh maksimal 150 meter. Dengan cara ini, kecanggihan tank tak bisa digunakan maksimal karena berbeda peruntukannya dan sistem AI-nya belum secepat itu bisa meresponnya. Inilah penyebab tak efektifnya infrastruktur militer darat penjajah Israel.
Gaza bukan wilayah yang luas. Bangunannya sangat padat, tinggi dan rapat sehingga jarak antar bangunan sangat sempit. Jarak tembak infrastruktur militer daratnya pun jadi terhalangi oleh bangunan yang mengitarinya. Apalagi serangan udara menghancur leburkan bangunan sehingga menutup dan membatasi akses jalan.
Efeknya, mobilitas infrastruktur militer sangat mudah terbaca, lamban bahkan diam. Kelambanan ini dilawan dengan kelincahan kaki-kaki perlawanan Palestina dengan menembak rudal Yassin 105 dengan RFG dari jarak dekat. Hasilnya, ketepatan tembakan dan daya hancurnya sangat efektif.
Pasca gencatan senjata, penjajah Israel lebih banyak mengirimkan prajuritnya ke gaza. Ini terlihat dari semakin banyak tentara penjajah Israel yang bergerombol dalam satu tempat. Baik di gedung yang sudah diporakporandakan maupun perkemahan.
Daerah perkemahannya pun, jauh dari bangunan dan reruntuhannya. Bila ada reruntuhan pun pasti sudah dibersihkan sehingga disulap menjadi tanah lapang dengan menggunakan buldoser. Tujuannya, memastikan tidak ada lagi terowongan Hamas di bawah perkemahan tersebut.
Namun sangat luar biasanya, prajurit perlawanan bisa mengirimkan dan menyebarkan video pengintaian dari bawah tepat di kaki-kaki prajurit dan dari atas tepat di kepala para prajurit penjajah Israel. Baik dari balik puing-puing bangunan atau dari jantung perkemahan tempat peristirahatan tentara penjajah Israel yang sudah berupa tanah lapang tanpa diketahui lawan.
Kemampuan prajurit perlawanan Palestina yang bisa muncul di tengah perkemahan dan kerumunan tentara penjajah Israel tanpa terdeteksi, menyebabkan efektifitasnya bukan saja pada penghancuran infrastruktur militer darat saja, tetapi juga kematian tentara penjajah Israel yang semakin banyak dalam satu pertempuran. Dimana, korban tentara penjajah Israel bisa mencapai 10-60 orang dalam satu pertempuran. Namun tanpa ada korban pun dipihak perlawanan.
Kemampuan pengintaian di jantung kerumunan baik malam maupun siang. Bergerak di kerumunan dengan menanam bom yang mengitari target sasaran tanpa diketahui. Meledakan bom di saat lengah, lalu diserang saat panik, membuat korban dari penjajah Israel makin banyak dalam satu pertempuran.
0 komentar: